Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gempa Akibat Sesar Lembang, Badan Geologi Sarankan Fokus Mitigasi

Ilustrasi Sesar Lembang. (IDN Times/Bagus F)
Ilustrasi Sesar Lembang. (IDN Times/Bagus F)
Intinya sih...
  • Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi, tercatat empat kejadian dalam seminggu terakhir.
  • Pergerakan Sesar Lembang relatif sama dengan sebelumnya, namun laju pergeseran mencapai 2-3 milimeter per tahun.
  • Badan Geologi menyarankan fokus pada mitigasi kebencanaan dari Sesar Lembang, termasuk pembangunan tahan gempa dan penataan ruang di wilayah sesar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat adanya peningkatan aktivitas dari di Sesar Lembang. Sedikitnya ada empat kali peristiwa gempa bumi terjadi selama sepekan terakhir di wilayah Cekungan Bandung dipicu oleh sesar aktif tersebut.

"Jadi salah satu yang diidentifikasi peningkatan dari gempanya, dalam sepekan ini dari pemantauan BMKG ada empat kejadian gempa (akibat Sesar Lembang). Meskipun kekuatannya kecil, ini dianggap sebagai peningkatan," kata Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo, Kamis (21/8/2025).

1. Pergerakan tidak otomatis menimbulkan gempa besar

Lokasi pembangunan waterboom di sesar Lembang. (IDN Times/Bagus F)
Lokasi pembangunan waterboom di sesar Lembang. (IDN Times/Bagus F)

Meski mengalami aktivitas sesimik, pergerakan Sesar Lembang, diungkapkan Supartoyo masih relatif sama dengan sebelumnya, yakni dominan horizontal dengan tambahan komponen vertikal. Laju pergeseran mencapai dia sampai tiga milimeter per tahun.

"Pergerakan 2-3 mili per tahun, tapi pergerakan per tahun ini tidak otomatis akan mengakibatkan terjadinya potensi gempa besar. Kadang setelah meningkat cukup tinggi laju pergeserannya, dilepasnya gak tiba-tiba tapi pelan," ucapnya.

2. Sesar Lembang tergolong aktif

IMG-20250821-WA0035.jpg
Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo (IDN Times/Azis Zulkhairil)

Lebih lanjut, Supartoyo menjelaskan, Sesar Lembang secara umum membentang sepanjang 29 kilometer, dari Padalarang Kabupaten Bandung Barat hingga Cilengkrang Kabupaten Bandung, dan saat ini pada bagian barat sesar menunjukkan aktivitas cukup tinggi.

Kemudian, sejarah juga mencatat beberapa gempa merusak pernah terjadi, seperti pada 2003 yang guncangannya terasa di Bandung, serta di Kampung Muril, Cisarua pada 2011 yang merusak ratusan rumah meski kekuatannya hanya magnitudo (M) 3,3.

"Dengan data BMKG empat kejadian gempa di bawah M3, ini memperlihatkan bahwa Sesar Lembang tergolong sesar aktif," ujarnya.

3. Masyarakat dan pemerintah diminta fokus terhadap mitigasi

IMG-20250821-WA0034.jpg
Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo (IDN Times/Azis Zulkhairil)

Dengan kondisi ini, Badan Geologi mengimbau agar masyarakat bisa lebih fokus terhadap mitigasi kebencanaan dari Sesar Lembang tersebut, dibandingkan dengan hitungan laju pergeseran sesar yang sudah terjadi dalam sepekan ini.

"Dari pada memikirkan laju pergeseran, lebih baik tingkatkan upaya mitigasi. Itu agar masyarakat tidak menunggu kapan gempa, jadi lebih baik meningkatkan upaya mitigasi," kata Supartoyo.

Dalam proses mitigasi ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, secara struktural dengan membangun bangunan tahan gempa. Kedua, nonstruktural, seperti pelatihan, sosialisasi, simulasi, dan pemetaan jalur evakuasi.

"Dua hal ini harus bersinergi, dilakukan masyarakat dan didukung pemerintah," ujarnya.

Selain itu, penataan ruang di wilayah yang dilintasi garis Sesar Lembang perlu diperhatikan. Supartoyo menekankan, pembangunan di garis sesar berpotensi berbahaya seperti kasus gempa Palu 2018.

"Sebenarnya pemukiman itu tidak boleh di garis sesar, karena kita ingat ada jenis bahaya gempa. Pertama guncangan, kedua sesar permukaan. Kalau ada pemukiman di garisnya itu risikonya besar," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us