Merasa Dianaktirikan, Atlet MMA Ungkap Kekecewaan ke Pemkot Sukabumi

- Atlet MMA Kota Sukabumi mencatat prestasi membanggakan di Babak Kualifikasi Porprov Jawa Barat dengan tiga medali.
- Pemkot Sukabumi dinilai tidak memberikan apresiasi yang merata kepada atlet, terutama dalam bentuk dukungan moril.
- Keluhan ketidakmerataan sambutan dari kepala daerah juga disuarakan oleh beberapa cabor lain, dan harapan agar semua atlet mendapatkan pengakuan yang sama.
Kota Sukabumi, IDN Times - Pengurus dan atlet MMA di Kota Sukabumi menyuarakan kekecewaan mereka terhadap Pemerintah Kota Sukabumi. Mereka menilai perhatian dan apresiasi dari pemkot dalam Babak Kualifikasi (BK) Porprov Jabar tidak merata, terutama dalam pemanggilan atlet berprestasi.
Ketua IBCA MMA (Indonesia Beladiri Campuran Amatir Mixed Martial Arts) Kota Sukabumi, Irsan Praherdy Munandar, mengatakan instansinya merasa dianaktirikan setelah mengetahui bahwa pemanggilan atlet oleh Pemkot hanya melibatkan satu cabang olahraga, yakni anggar. Sementara cabor lain yang juga menorehkan prestasi, termasuk MMA, tidak mendapatkan undangan serupa.
"Kami selaku pengurus IBCA MMA Kota Sukabumi menyampaikan kekecewaan kepada Pemerintah Kota Sukabumi, termasuk Dispora. Dalam agenda tersebut pemerintah hanya memanggil satu cabor, yaitu anggar. Cabor lain yang juga berprestasi tidak mendapat undangan maupun perhatian yang sama," ujar Irsan kepada IDN Times, Senin (8/12/2025).
1. Prestasi tinggi, tapi atlet merasa tak dianggap

atlet MMA Kota Sukabumi mencatat prestasi membanggakan di Babak Kualifikasi Porprov Jawa Barat. Dari empat atlet yang diturunkan, tiga berhasil membawa pulang medali untuk Kota Sukabumi. Mereka adalah Melki Al Hoiri yang mendapat piala emas, serta Muhammad Ramdan dan Iqbal mendapatkan piala perunggu.
Selain itu, para atlet IBCA MMA juga menorehkan prestasi di beberapa ajang pertandingan lainnya. Mulai dari Eksibisi PON, Kejurnas hingga pertandingan internasional.
"Kami mempertanyakan kenapa cabor lain yang berprestasi di BK Porprov tidak dipanggil dan diapresiasi sebagaimana anggar. Pemanggilan atlet oleh pimpinan daerah bukan sekadar seremoni, tapi bentuk dukungan moril yang sangat berpengaruh bagi atlet," kata Irsan.
Menurutnya, apresiasi langsung dari kepala daerah bisa meningkatkan motivasi jelang Porprov Jawa Barat mendatang.
2. Apresiasi dulu merata, kini tak lagi sama

Irsan menambahkan bahwa pada periode sebelumnya, pemkot pernah memberikan apresiasi kepada seluruh cabor yang berprestasi, baik berupa sertifikat maupun uang pembinaan. Namun kini, apresiasi tersebut dinilai tidak merata.
IBCA MMA juga mengungkap bahwa selama mengikuti BK Porprov, mereka hanya mendapat bantuan operasional Rp4 juta untuk kebutuhan delapan orang selama empat hari tiga malam. Padahal, untuk biaya pendaftaran saja membutuhkan dana Rp5 juta.
"Dukungan anggaran memang kami terima, tapi dukungan moril jauh lebih penting. Yang seharusnya dipanggil itu para atlet, karena merekalah yang berjuang dan mengharumkan nama Kota Sukabumi," katanya.
3. Harapan para atlet muda

Tak hanya cabor MMA, keluhan senada disebutkan juga datang dari beberapa cabor lain. Informasi yang ia terima, KONI Kota Sukabumi telah menerima laporan lebih dari lima cabor soal ketidakmerataan sambutan dari kepala daerah.
Irsan berharap Pemkot Sukabumi bisa lebih adil dalam memberikan perhatian kepada seluruh atlet. "Harapan kami, pemerintah bisa memberikan apresiasi secara setara tanpa tebang pilih. Semua atlet yang berjuang membawa nama Kota Sukabumi layak mendapatkan pengakuan yang sama," ujarnya.
IDN Times telah berupaya mengonfirmasi kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Rahmat Sukandar terkait kabar ini, namun belum mendapatkan jawaban.


















