DPRD Jabar Usul Ada Pendidikan Suporter Sepak Bola di Sekolah!

Bandung, IDN Times - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mengusulkan adanya pendidikan suporter sepak bola di tingkat SD hingga SMA/SMK. Keberadaan kurikulum ini diyakini dapat meminimalisir berbagai risiko saat pertandingan sepak bola.
Salah satu yang berharap adanya pendidikan untuk suporter di tingkat sekolah ini yaitu Anggota Komisi V DPRD Jabar, Zaini Shofari. Menurutnya, kasus bentrok antar-suporter tim sepak bola sering kali terjadi, dengan adanya keterlibatan dari para remaja bahkan usia SMP.
"Banyak kasus terkait sepak bola itu yang libatkan pelajar, saya usulkan harus ada pendidikan untuk anak di tingkat SD hingga SMA," ujar Zaini, dikutip Sabtu (26/10/2024).
1. Usul ada tribun khusus pelajar

Dengan ditanamkan sejak dini, menurutnya, kasus kekerasan dan lainnya di industri sepak bola bisa diminimalisir. Mengenai materi yang ada di dalam pendidikan suporter ini, beberapa di antaranya bisa melalui nilai-nilai sportivitas.
"Maka apapun yang terjadi, menang atau kalah, harus terima. Pendidikan suporter itu menyangkut mentalitas penonton yang ada pelajar di dalamnya," ucapnya.
Selain itu, ia juga mengusulkan adanya tribun khusus pelajar di dalam stadion. Ia mengatakan, hal ini bisa diujicobakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang kini menjadi markas tim kebanggaan Jawa Barat, Persib Bandung.
"Jadi kami usulkan tribun khusus pelajar. GBLA itu dikontrak 30 tahun oleh Persib Bandung dengan Pemkot Bandung. Jadi kami usulkan tribun khusus pelajar."
"Jadi pelajar dikoordinir tiap sekolah digilir nonton sepak bola dengan harga minimum separuh harga misal, dikoordinir guru untuk masuk ke stadion. Masuk dan duduk di tempatnya yang sudah ada," katanya.
2. Berbagai pihak harus berkolaborasi

Zaini menambahkan, dorongan pendidikan suporter sepak bola ini pada beberapa waktu lalu pernah disampaikannya ke Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir. Saat itu, Erick diklaim sangat mengapresiasi ide tersebut.
Meski begitu, dalam realisasinya, Zaini mengatakan, berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Harus turut bekerja bersama. Mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga di tingkat provinsi, serta kabupaten dan kota.
"Harus ada upaya untuk terlibat semua di situ, termasuk DPRD dan Persib ada keterbukaan untuk sama-sama khusus pendidikan suporter. Biarkan mental para suporter kuat," katanya.
3. Pendanaan bisa menggunakan CSR Persib Bandung

Untuk pendanaan, menurut Zaini, hal ini bisa memanfaatkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan. Salah satunya dari PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang kini membawahi Persib Bandung.
"Persib Bandung kan punya kemampuan, CSR juga kan ada, itu perlu kolaborasi bersama. Apalagi, bagi suporter Persib ini kan sudah ideologi, jadi di situ kami bisa masuk dan bina," kata dia.