Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ditanya Aksi Larangan Studi Tur, Sekda Jabar: Kami Lagi Cari Solusinya

IMG-20250623-WA0037.jpg
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Intinya sih...
  • Pelaku pariwisata melakukan aksi demonstrasi menolak larangan studi tur di Jawa Barat.
  • Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengatakan keluhan para pelaku pariwisata akan ditampung dan dicarikan solusi yang meringankan.
  • Gubernur Dedi Mulyadi tidak akan mencabut aturan larangan studi tur untuk tidak membebankan masyarakat kecil.

Bandung, IDN Times - Upaya pelaku pariwisata turun ke jalan guna menggelar demonstrasi untuk meminta Surat Edaran larangan studi tur tidak berbuah hasil. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan, tidak akan mencabut aturan tersebut.

Meski demikian, Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, keluhan dari para pelaku pariwisata ini akan tetap ditampung, dan kini akan dicarikan solusi-solusi yang meringankan. Mengingat, gelaran studi tur ini dapat menjadi beban perekonomian warga.

"Masalah ekonomi ini kan menjadi salah satu concern kami. Mudah-mudahan dengan kebijakan ini masalah ekonomi tidak lebih parah, tapi justru mari kita recovery sehingga masyarakat punya daya beli yang bagus," ujar Herman, Kamis (24/7/2025).

1. Larangan studi tur diklaim untuk selamatkan ekonomi warga

IMG-20250623-WA0038.jpg
Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Menurut Herman, dengan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk studi tur, belanja bisa diminimalisasi sambil pendapatannya pun dapat ditingkatkan. Sehingga, uangnya dapat berputar ke pos anggaran lainnya.

"Dan pengeluaran keluarga untuk konsumsi salah satunya study tour kan termasuk signifikan. Mudah-mudahan dengan kebijakan ini kita sudah mulai merasakan keluarga tidak merasa terbebani. Jadi kami kan harus mendengar warga Jawa Barat," katanya.

2. Pro dan kontra merupakan hal wajar

IMG_20250722_140827.jpg
Sekda Provinsi Jabar, Herman Suryatman (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Herman tidak mempermasalahkan adanya aksi demonstrasi atas kebijakan ini, karena setiap kebijakan tentunya menimbulkan pro dan kontra. Hanya saja, saat ini baginya yang terpenting adalah solusi, di mana pelaku pariwisata tetap berjalan dengan tidak hanya fokus di jasa studi tur.

"Warga Jawa Barat itu sudah ada 50,4 juta kan. Tentu setiap kebijakan tidak pro semua ada pro kontra, wajar enggak apa-apa, yang harus kita carikan adalah sekarang solusi," katanya.

3. Dedi Mulyadi ogah cabut larangan studi tur

IMG-20250707-WA0034.jpg
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sebelumnya, Gubernur Dedi Mulyadi memastikan tetap teguh pada pendiriannya di mana tidak akan mencabut aturan ini. Alasannya, ia bertujuan agar kebijakannya tidak membebankan masyarakat kecil.

Dia kemudian mengaku heran sebab kebijakannya berkaitan dengan larangan studi tur, sedangkan yang menggelar aksi kalangan pelaku usaha dan pekerja pariwisata. Bahkan, Dedi pun mendengar ada asosiasi Jeep di Yogyakarta yang ikut mendukung aksi demo tersebut.

"Saya sampaikan hari kemarin ada demonstrasi di Gedung Sate, bahkan melakukan blokade jalan di jalan Flyover Pasopasti. Mereka adalah para pelaku jasa usaha kepariwisataan baik penyelenggara travel kemudian sopir bus, pengusaha bus mendesak saya mencabut SK larangan studi tur yang protes itu adalah kegiatan pariwisata. SK saya adalah SK studi tur," kata Dedi, Selasa (22/7/2025).

Sementara itu Koordinator aksi Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat Herdi Sudardja mengatakan, massa menuntut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mencabut larangan studi tur yang diberlakukan sejak beberapa bulan lalu.

Pelaku pariwisata sebelumnya sudah meminta adanya pertemuan dengan bersurat secara resmi, namun hal tersebut tidak digubris dan belum ada upaya tatap muka antara gubernur dengan pengusaha transportasi pariwisata serta pekerjanya, travel agen, sektor UMKM.

"Kami sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu surat tidak direspons oleh yang bersangkutan oleh Gubernur," kata dia.

Adapun jika permintaan pertemuan tidak urung dilakukan, Herdi memastikan, massa akan menyiapkan rencana berikutnya termasuk aksi lebih besar lagi. Ia menyebut aksi saat ini hanya diikuti 10 persen dari total seluruh pekerja pariwisata di Jawa Barat.

"Kalau total saya bilang tadi, yang bekerja di sektor ini di Jawa Barat sekitar 8.000 orang. Itu yang formal. Yang informal itu sekitar 5.000 orang, yang berarti ada 13.000 orang. Yang informal itu saya katakan, karena bekerja di sektor transportasi itu rata-rata informal," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us