Dedi Mulyadi Buka Pos Aduan di Gedung Sate, Sehari Terima 57 Laporan

- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membuka pos layanan pengaduan di Gedung Sate
- Pos ini menerima total 57 laporan dari masyarakat terkait kesehatan, pendidikan, dan bantuan hukum
- Layanan aduan ini bersifat satu pintu dan beroperasi dari Senin sampai Jumat pukul 08.00-16.00 WIB
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turut membuka pos layanan pengaduan warga di Balai Pananggeuhan, Gedung Sate. Pos ini dibuka pada Senin (6/10/2025) dengan total laporan yang masuk mencapai 57 aduan masyarakat.
Layanan aduan masyarakat ini bersifat satu pintu yang dikelola Setda Pemprov Jabar dengan tujuan sebagai tempat pelayanan dan pengaduan satu pintu bagi masyarakat untuk bidang kesehatan, pendidikan dan bantuan hukum.
Bale Pananggeuhan ini buka sejak pagi pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB dari Senin sampai Jumat. Lokasi Bale Pananggeuhan ini berada di pinggir Masjid Pemprov Jabar. Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Pemprov Jabar, Akhmad Taufiqurrahman mengatakan, aduan paling banyak soal pendidikan dan kesehatan.
"Jumlah aduan yang dilayani sebanyak 57 aduan, 23 aduan pendidikan dan kesehatan, konsultasi hukum tanah ada 15, konsultasi hukum pribadi dua aduan, dan kunjungan tamu/persoalan umum ada 17," ujar Akhmad, Selasa (7/10/2025).
1. Belum ada antrean yang mengular

Akhmad menyampaikan, secara umum dapat pada hari perut kemarin layanan pengaduan berjalan kondusif lancar dan terlayani dengan baik. Meski dibuka untuk umum, antrean panjang hingga mengular masih belum ditemukan.
Adapun jika nantinya terjadi penumpukan, Akhmad memastikan, Pemerintah Provinsi telah menyiapkan petugas agar aduan tetap berjalan dengan lancar dan tertangani dengan baik.
"Telah diterapkan penempatan petugas dan pengaturan alur layanan sehingga dapat berjalan efektif," katanya.
2. Warga meminta bantuan langsung ke pemerintah provinsi

Sementara, Warga Batununggal, Kota Bandung, Ai Rosita (55 tahun) yang turut mengadu ke pos layanan ini menyampaikan, dirinya sengaja datang ke pos layanan tersebut untuk meminta bantuan Pemprov Jabar dalam pendidikan anaknya sekaligus kebutuhan kehidupannya sehari-hari.
"Saya punya anak tiga, satu sudah menikah, satu duduk di kelas 2 SMA, dan satu lagi baru masuk SMP. Biaya hidup saat ini berat, apalagi saya seorang janda. Saya bekerja sebagai buruh cuci yang upahnya pas-pasan, kadang ada bekal untuk anak dan terkadang tak ada," ujar Ai.
"Saya dapat bantuan program keluarga harapan (PKH) diancam dicoret, lalu bantuan pendidikan pun khawatir tak sampai. Maka, saya hanya ingin bisa bertahan hidup enggak muluk-muluk," ucapnya.
3. Pos aduan tidak hanya di Lembur Pakuan

Sedangkan, Analis Kebijakan Utama Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Provinsi Jabar, Iip Hidajat menambahkan, Bale Pananggeuhan kini menjadi wadah baru yang menggabungkan konsep pelayanan terpadu dan pengaduan publik.
Menurutnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan atensi khusus agar Bale Pananggeuhan benar-benar menjadi ruang yang hidup bagi masyarakat yang membutuhkan solusi atas berbagai persoalan.
"Jadi tidak hanya di (Lembur) Pakuan Subang, tapi Gedung Sate juga difungsikan untuk melayani warga,” tambahnya.
Iip menegaskan, seluruh ASN di lingkungan Gedung Sate diminta memberikan pelayanan terbaik, tanpa birokrasi berbelit. Ia mengungkapkan, antusiasme warga di hari pertama menunjukkan tingginya harapan publik terhadap kehadiran Bale Pananggeuhan.