Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dalam Dua Tahun 50 Hektare Pertanian di Kota Bandung Hilang

ilustrasi petani di sawah (pexels.com/ Rosyid Arifin)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung mencatat adanya penuruan lahan pesawahan setiap tahunnya. Dalam dua tahun terakhir penurunannya makin masif di mana ada 50 hektare lahan pertanian yang mayoritas merupakan sawah hilang.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan, saat ini ada sekitar 1.074 hektare lahan pertanian yang masih berproduksi. 702 hektare di antaranya berupaya sawah dan sisanya adalah tegalan

"Dan yang pasti bahwa beberapa lahan sawah yang sekarang yang ada sawah, Kalau dilihat lebih dalam mereka sudah memiliki semacam izin peruntukan lain gitu," kata Farhan, Senin (7/4/2025).

1. Lahan sawah terus berubah fungsi

Potret komplek perumahan bersubsidi dari program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (dok. Kementerian PUPR)

Farhan pun ikut mengkhawatirkan lambat laun sawah yang ada berubah fungsi. Yang dilakukan sekarang adalah meningkatkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) termasuk lahan sawah yang dilindungi (LSD).

Untuk lahan sawah yang sekarang harus dilindungi adalah 274 hektare di mana sekarang 54 hektarenya adalah LSD. Ini sudah dituangkan dalam rencana tataruang dan tata wilayah (RTRW), di mana minimal 274 hektare ini yang bisa dipertahankan menjadi areal pesawahan.

"Idealnya dimiliki oleh Pemkot tapi tidak harus yang pasti bahwa lahan itu bisa dipertahankan untuk ketat sawah dan tidak diperhubungkan untuk menanam sawah," kata dia.

2. Terus membeli lahan untuk jadi sawah

Wisatawan menikmati sawah terasering untuk makan siang menu tradisional sega wiwit. (Foto: IG Desa Wisata Widosari)

Dia mengatakan, saat ini Pemkot Bandung memiliki lahan yang ditanami padi seluas 23 hektare. Untuk menambah area pesawahan Pemkot Bandung membeli lahan milik masyarakat untuk kemudian diubah menjadi area pertanian termasuk sawah.

Di sisi lain, Pemkot juga bekerjasama dengan pemilik lahan sawah dan meminta agar mereka tidak mengubah area tersebut menjadi peruntungan lain termasuk bangunan rumah.

"Kita sedang berupaya juga dengan pemilik-pemilik sawah karena kebanyakan ini pemilik dalam bentuk konsorsium untuk supaya tidak diubah, itu yang kita coba lakukan sekarang. Ini buktinya petani masih bertahan kalau saya tanya," paparnya.

3. Kualitas gabah dari Bandung bagus

Petani memanen gabah di sawahnya di kawasan Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Untuk kualitas hasil sawah, lanjut Farhan, banyak petani dan pengepul yang menyebit hasilnya bagus dibandingkan beberapa daerah lainnya. Sehingga ketika panen tiba banyak dari pengepul datang ke Bandung untuk membelinya.

"Karena tahu bahwa kualitas gabah atau padi kota Bandung itu bagus. Bahkan tadi dari bulog. Bulog tidak bisa menyerap gabah dari kota Bandung karena harganya tinggi," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us