Cirebon Borong 9 Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025

- Cirebon berhasil menyumbang 9 karya budaya takbenda Indonesia Tahun 2025
- Penetapan WBTb diumumkan pada 10 Oktober 2025 oleh Kemenbud RI setelah proses penilaian pada Sidang Penetapan WBTb Indonesia, 5-9 Oktober 2025
- Penetapan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi, melestarikan, sekaligus memanfaatkan kekayaan budaya sebagai pendorong ekonomi lokal
Cirebon, IDN Times - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia resmi menetapkan 500 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia Tahun 2025. Dari jumlah tersebut, wilayah Cirebon Raya, yang mencakup Kabupaten dan Kota Cirebon, berhasil menyumbang 9 karya budaya.
Penetapan WBTb diumumkan pada 10 Oktober 2025 oleh Kemenbud RI setelah proses penilaian pada Sidang Penetapan WBTb Indonesia, 5-9 Oktober 2025.
Penetapan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi, melestarikan, sekaligus memanfaatkan kekayaan budaya sebagai pendorong ekonomi lokal.
Berikut uraian singkat sembilan WBTb Cirebon yang resmi masuk daftar 2025:
1. Batik Ciwaringin

Batik Ciwaringin dikenal karena motifnya yang kental dengan simbol alam dan religiositas Islam. Teknik pewarnaannya memanfaatkan bahan alami, seperti indigo dan daun nila, sehingga ramah lingkungan.
Batik ini tidak hanya menjadi identitas visual masyarakat Cirebon, tetapi juga menjadi komoditas ekonomi penting bagi pengrajin lokal. Penjualan batik Ciwaringin mampu menopang ribuan rumah tangga di Kabupaten Cirebon.
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan batik Ciwaringin meningkat baik di pasar domestik maupun ekspor. Kemenbud berharap penetapan sebagai WBTb bisa mendorong promosi dan pelestarian teknik tradisional ini.
Selain aspek ekonomi, Batik Ciwaringin memiliki nilai sosial. Motif dan corak tertentu hanya digunakan untuk upacara adat tertentu, sehingga membentuk identitas budaya komunitas lokal.
2. Tahu Gejrot

Tahu Gejrot adalah kuliner khas Cirebon yang terdiri dari tahu goreng kecil yang disiram kuah pedas-manis berbahan gula merah dan cabai rawit. Sajian ini populer di pasar tradisional dan menjadi ikon wisata kuliner lokal.
Selain menjadi identitas kuliner, Tahu Gejrot mendukung perekonomian UMKM setempat. Ribuan pedagang dan produsen tahu bergantung pada penjualan kuliner ini sebagai sumber penghasilan utama.
Kemenbud menekankan pentingnya pengakuan WBTb untuk menjaga resep tradisional tetap autentik, agar generasi muda tetap mengenal dan melestarikan budaya kuliner lokal.
Tahu Gejrot juga menjadi daya tarik wisatawan, meningkatkan kunjungan ke pasar-pasar tradisional dan menciptakan multiplier effect bagi ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon.
3. Adus Sumur Pitu

Adus Sumur Pitu merupakan tradisi mandi di tujuh sumur keramat sebelum menghadapi hajatan besar atau Ramadan. Masyarakat percaya ritual ini membawa berkah, keselamatan, dan penyucian diri.
Kegiatan ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua, sehingga memperkuat kohesi sosial komunitas.
Selain nilai spiritual, tradisi ini berdampak ekonomi karena mendatangkan pengunjung dari luar daerah yang berkontribusi terhadap sektor jasa lokal, seperti pedagang makanan dan penginapan.
Pemerintah Kabupaten Cirebon menilai pengakuan WBTb akan menjaga keberlanjutan tradisi, sekaligus memperluas kesempatan usaha berbasis budaya bagi warga lokal.
4. Memayu Buyut Trusmi

Memayu Buyut Trusmi adalah ritual penghormatan kepada leluhur pengrajin batik Trusmi. Upacara ini melibatkan ziarah, doa bersama, dan pertunjukan seni rakyat.
Ritual ini penting untuk menjaga tradisi batik Cirebon sekaligus menanamkan nilai sejarah kepada generasi muda.
Ekonominya juga signifikan. Wisata budaya yang mengelilingi Trusmi Batik Village mendatangkan pemasukan dari tiket, kuliner, dan penjualan kerajinan tangan.
Kemenbud berharap penetapan WBTb dapat mendorong promosi nasional maupun internasional, sehingga pelestarian batik tidak hanya sekadar simbol budaya, tetapi juga pendorong ekonomi lokal.
5. Muludan Tuk

Muludan Tuk adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung. Acara ini menampilkan arak-arakan obor, rebana, dan pembacaan syair barzanji.
Tradisi ini memperkuat nilai religius dan kohesi sosial masyarakat. Seluruh warga, termasuk tokoh adat dan generasi muda, berpartisipasi aktif.
Selain aspek spiritual, festival ini menciptakan peluang ekonomi, terutama bagi penjual makanan, pengrajin dekorasi, dan penyedia jasa transportasi lokal.
Kemenbud menilai Muludan Tuk menjadi contoh bagaimana budaya keagamaan dapat diintegrasikan dengan strategi pengembangan ekonomi berbasis komunitas.
6. Pengantin Tebu Cirebon

Tradisi Pengantin Tebu merupakan simbolisasi pernikahan tanaman tebu jantan dan betina untuk mendoakan panen melimpah. Upacara ini digelar di desa-desa penghasil gula di Cirebon.
Kegiatan ini memperlihatkan hubungan masyarakat dengan alam dan pertanian secara harmonis. Selain religius, simbolisme ini menjadi daya tarik wisata budaya.
Kehadiran pengunjung pada acara ini meningkatkan pendapatan lokal melalui kuliner, penginapan, dan souvenir.
Pemerintah berharap WBTb ini mendorong pelestarian tradisi sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru melalui pengembangan wisata agro dan budaya.
7. Syawalan Gunungjati

Syawalan Gunungjati adalah ziarah ke makam Sunan Gunung Jati pasca-Idulfitri. Ribuan peziarah datang dari berbagai wilayah, menandakan tradisi ini masih hidup dan relevan.
Kegiatan ini menjadi sarana edukasi budaya, mengenalkan sejarah penyebaran Islam di Cirebon kepada generasi muda.
Secara ekonomi, ribuan peziarah memacu pertumbuhan usaha lokal, termasuk kuliner, penginapan, dan jasa transportasi.
Pengakuan WBTb memperkuat posisi tradisi ini sebagai aset budaya sekaligus peluang ekonomi masyarakat setempat.
8. Sega Bogana Cirebon

Sega Bogana adalah hidangan nasi lengkap dengan berbagai lauk khas Cirebon. Sajian ini biasanya dihidangkan dalam upacara adat atau hajatan penting.
Selain sebagai identitas kuliner, Sega Bogana mendukung sektor ekonomi kreatif lokal. Pedagang dan penyaji makanan mengandalkan hidangan ini sebagai sumber penghasilan utama.
Wisatawan yang datang untuk mencicipi Sega Bogana turut mendorong pertumbuhan usaha kuliner, transportasi, dan akomodasi.
Kemenbud menekankan pentingnya pengakuan WBTb agar resep dan penyajiannya tetap autentik dan diwariskan ke generasi berikutnya.
9. Bakaseman Ikan Keraton Cirebon

Bakaseman adalah teknik pengolahan ikan fermentasi tradisional Kesultanan Cirebon. Olahan ini mempertahankan cita rasa autentik dan menjadi bagian identitas kuliner kerajaan.
Tradisi ini penting bagi ekonomi lokal. Produsen bakaseman mengekspor produk ini hingga ke luar Jawa, sekaligus melatih generasi muda sebagai pengrajin baru.
Pengakuan WBTb diharapkan meningkatkan nilai ekonomi dan eksposur nasional maupun internasional.
Selain aspek ekonomi, bakaseman menjaga kesinambungan budaya kuliner Cirebon, menjadi simbol warisan lokal yang tetap hidup di tengah modernisasi.

















