Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Program MBG Picu Harga Telur di Cirebon Meroket

ilustrasi telur ayam  Bodenhaltung Eier (unsplash.com/Louis Hansel)
ilustrasi telur ayam Bodenhaltung Eier (unsplash.com/Louis Hansel)
Intinya sih...
  • Permintaan melonjak, stok terbatas
    • Harga telur naik lebih dari 20% karena program MBG
    • Pedagang bergantung pada suplai bandar besar
    • Peternak lokal belum mampu memenuhi permintaan
    • Kondisi cuaca memperburuk distribusi
      • Hujan deras menghambat pengiriman telur ke pasar
      • Keterlambatan pasokan membuat stok menipis cepat
      • Beberapa pedagang terpaksa menunda penjualan
      • Harga diperkirakan stabil setelah program usai
        • Ped
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cirebon melonjak tajam hingga awal November 2025. Berdasarkan pantauan lapangan, harga eceran kini menembus kisaran Rp31.000 hingga Rp31.500 per kilogram.

Kenaikan ini bertepatan dengan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digencarkan di sekolah-sekolah dasar dan posyandu di wilayah setempat.

Kegiatan MBG disebut-sebut menjadi faktor utama lonjakan permintaan. Setiap sekolah membutuhkan pasokan telur dalam jumlah besar untuk memenuhi menu harian siswa, sementara pasokan dari peternak lokal belum mampu menyeimbangi kebutuhan yang melonjak dalam waktu singkat.

Akibatnya, pasar tradisional di wilayah Cirebon Timur hingga Sumber mengalami kekurangan stok, yang mendorong harga terus menanjak.

1. Permintaan melonjak, stok terbatas

ilustrasi telur ayam Freiland Eier (pexels.com/Eimi Vergara)
ilustrasi telur ayam Freiland Eier (pexels.com/Eimi Vergara)

Siti, pedagang telur di Pasar Pasalaran mengungkapkan lonjakan harga sudah mulai terasa sejak awal Oktober. “Kata bandar, telur banyak diborong buat program MBG. Jadi pasokan ke pasar biasa jadi berkurang,” ujarnya, Minggu (2/10/2025).

Ia menuturkan, harga sempat berada di kisaran Rp25.000–Rp26.000 per kilogram pada bulan sebelumnya, namun kini naik lebih dari 20 persen.

Menurutnya, sebagian besar pedagang di pasar tradisional hanya bergantung pada suplai dari bandar besar. Sementara itu, peternak lokal di Cirebon belum banyak yang mampu menghasilkan volume produksi besar secara konsisten.

“Kalau permintaan naik cepat seperti ini, otomatis harga ikut terangkat,” kata Heri.

2. Kondisi cuaca memperburuk distribusi

ilustrasi telur ayam (freepik.com/jcomp)
ilustrasi telur ayam (freepik.com/jcomp)

Selain meningkatnya permintaan, kondisi cuaca yang tidak menentu juga ikut memperlambat distribusi telur dari peternak ke pasar.

Hujan deras yang melanda wilayah Cirebon dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir sempat menghambat jalur pengiriman dari daerah produksi seperti Majalengka dan Indramayu.

Keterlambatan pengiriman ini menyebabkan stok di tingkat pedagang menipis lebih cepat, terutama menjelang akhir pekan. Beberapa pedagang bahkan terpaksa menunda penjualan karena keterlambatan pasokan.

“Kalau pengiriman telat sehari saja, harga bisa langsung berubah di lapangan,” kata seorang pedagang lain di kawasan Sumber.

3. Harga diperkirakan stabil setelah program usai

Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)
Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)

Pedagang memperkirakan harga telur akan kembali normal setelah permintaan dari program MBG mulai menurun. Siti memprediksi penurunan harga dapat terjadi bila pasokan dari peternak kembali lancar dan distribusi membaik.

“Kalau stok mulai stabil lagi, mungkin bisa turun ke Rp25.000–Rp26.000 per kilogram,” katanya.

Meski demikian, bagi sebagian pedagang, kondisi ini justru dianggap sebagai momen untuk meningkatkan omzet. “Stok cepat habis, tapi kita tetap harus pandai mengatur margin biar tidak rugi,” ujar Heri.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Pertamina akan Bantu Korban Truk Tanki BBM Terbakar di Cianjur

02 Nov 2025, 15:15 WIBNews