Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis

Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)
Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)

Bandung, IDN Times - Arsitektur sering kali berbicara soal bentuk, ruang, dan cahaya. Namun di Indonesia, khususnya Bali, arsitektur juga berbicara tentang ritual, tanah, dan keheningan. Filosofi itu yang setidaknya tertuang dalam proyek kolaborasi antara Chris Precht dan PangkatDua.

Bagi kedua belah pihak, kolaborasi ini bukan sekadar proyek desain melainkan dialog antara yang global dan yang membumi.

Chris Precht, yang dikenal secara global berkat pendekatan biomimikri dan bentuk organiknya, memulai proyek perdananya di Asia Tenggara. Untuk merealisasikan visinya, ia berkolaborasi dengan PangkatDua, studio arsitektur dan konstruksi lokal yang dikenal akan pendekatan kontekstual, eksplorasi material tropis, serta kepekaan terhadap struktur budaya Bali.

1. Kolaborasi melahirkan "The Wellness Living"

Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)
Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)

Kolaborasi ini melahirkan “The Wellness Living”, sebuah proyek arsitektur yang meredefinisi makna hunian tropis kontemporer, dan memperkenalkan the new living standard: cara hidup baru yang menyatu dengan alam, kesadaran, dan penyembuhan.

Di sisi lain, OXO Living bekerja sama dengan NUANU sebagai pengembang, mempertemukan kedua arsitek ini dalam semangat kolaborasi untuk membentuk masa depan arsitektur tropis yang inklusif dan berkelanjutan.

Keduanya bersatu dalam merancang residential villa yang berlokasi di Nuanu Creative City, Tabanan— sebuah kawasan yang tumbuh sebagai ekosistem kreatif dan hidup berkelanjutan. Proyek ini menjadi eksplorasi mendalam atas pertanyaan: bagaimana arsitektur bisa bernapas, tumbuh, dan membentuk ikatan emosional dengan lingkungan?

“Kami bukan dipilih karena lantang, tapi karena kami mendengar pada tanah, pada budaya, dan pada sekitar,” kata Fariz Ghifari, COO PangkatDua, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (27 Mei 2025).

2. Arsitektur yang bernapas: antara filsafat dan tapak

Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)
Chris Precht X PangkatDua: Merajut Narasi Baru Arsitektur Tropis (IDN Times/istimewa)

Dimulai sejak Desember 2024 dan direncanakan memasuki tahap konstruksi pada akhir 2025, proyek ini bukan sekadar deretan bangunan, melainkan sistem ruang yang menghidupkan ritual harian manusia.

Pendekatan desainnya berfokus pada wellness, diwujudkan dalam empat pilar utama antara lain privacy (ambang yang terlindung, memberi ketenangan dan ruang pribadi); mind (area reflektif untuk keheningan dan meditasi); motion (ruang gerak dinamis seperti kolam dan area fisik pribadi); dan renewal (zona penyembuhan alami seperti hammam, sauna, dan taman tropis).

The Wellness Living bukan hanya konsep estetika, melainkan pengalaman hidup yang menyeluruh di mana tubuh, pikiran, dan ruang bekerja dalam satu harmoni.

3. Arsitektur tidak harus selalu inovatif dalam bentuk

ilustrasi termenung (pixabay.com/Engin_Akyurt)
ilustrasi termenung (pixabay.com/Engin_Akyurt)

PangkatDua dan Precht menyusun pekerjaan mereka bukan hanya guna mendukung gaya hidup elite, tapi sebagai the new living standard arsitektur tropis yang sadar, sehat, dan regeneratif.

Tantangan utama proyek ini ada pada dua hal: bagaimana menerapkan arsitektur biomimikri dalam iklim tropis, serta bagaimana menghormati sistem adat Bali yang kompleks. Bagi PangkatDua, ini bukan sekadar membangun, tetapi menerjemahkan gagasan global ke dalam realitas lokal yang hidup dan bisa dibangun.

“Arsitektur tidak selalu harus inovatif dalam bentuk. Terkadang yang paling radikal adalah sikap; bagaimana kita merespons konteks dengan rendah hati,” kata Farid Ghifari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us