Cerita Seniman di Balik Patung Burung Rajawali Indramayu

Indramayu, IDN Times- Desa Cipaat, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, kini menjadi buah bibir masyarakat. Patung Burung Rajawali, sukses membawa nama desa itu menjadi bahan perbincangan, khususnya di media sosial (medsos).
Di balik kegagahan patung Burung Rajawali, ada gerak tangan Supardi yang bekerja dalam durasi cukup lama, sekitar tiga bulan. Bersama masyarakat desa setempat, serta dukungan penuh dari pemerintah desa, Supardi akhirnya mampu menghadirkan karya seni yang begitu indah.
"Proses pembuatan patung ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Mulai dari pembuatan fondasi, pemasangan, hingga tahap penyelesaian (finishing)," kata dia
1. Semangat gotong royong, menghadirkan karya seni megah
Proses gotong royong berlansung sejak proses awal, hingga pembuatan fondasi. Setelah itu, pembuatan patung ditangani oleh beberapa orang saja.
"Saat membangun fondasi, kami bekerja secara gotong-royong bersama warga dan perangkat Desa Cipaat. Setelah fondasi selesai, proses penyelesaian hingga akhir hanya dikerjakan oleh enam orang," katanya.
Terkait kendala, Supardi mengaku tidak ada hambatan yang serius. Kalaupun bisa dikatakan kendala, itu hanya seputar ide-ide yang disampaikan oleh kalangan masyarakat.
"Mungkin kendalanya ada berbagai ide lain yang muncul, tapi saya tidak peduli. Saya tetap fokus untuk memberikan hasil yang terbaik bagi desa ini," kata Supardi.
2. Pengalaman pertama Supardi
Kehadiran patung Burung Rajawali menjadi kebahagiaan sendiri bagi sang seniman. Diakuinya, membuat patung dengan ukuran besar merupakan pengalaman pertama dirinya selama bergelut dalam dunia seni patung.
Diakuinya, selama ini memang kerap membuat patung, meski karyanya selama ini berukuran mini: ukuran yang pas untuk dekorasi rumah dan taman.
"Ini pengalaman pertama saya membuat patung sebesar ini. Biasanya hanya membuat patung untuk taman kecil atau hiasan rumah saja," katanya.
Untuk spesifikasi patung Burung Rajawali, Supardi menjelaskan, memiliki ketinggian sekitar sembilan meter, di bagian sayap sekitar 10 meter. "Panjang ekor enam meter dengan lebar tiga meter," kata Supardi.
3. Inisiatif pemdes, angkat kearifan lokal
Sekretaris Desa Cipaat Rastadi mengatakan, pembuatan patung Rajawali itu murni atas inisiatif pemdes setempat. Kearifan lokal yang ada di Kecamatan Bongas, khususnya Desa Cipaat, jadi ide atas dibuatnya Patung Burung Rajawali itu.
"Pembuatan patung Rajawali ini berkaitan erat dengan budaya daerah kami. Di sini, kami memiliki kesenian khas yang disebut Depok, bentuknya menyerupai burung Rajawali. Oleh karena itu, pemerintah desa berinisiatif membuat monumen yang bernama Rajawali Sakti sebagai representasi budaya Depok tersebut," kata Rastadi.
Tidak hanya tema saja yang mengangkat kekayaannya lokal. Dalam prosesnya, pembuatan patung itu pun benar-benar memberdayakan seniman lokal.
"Kami memberdayakan seniman lokal untuk pembuatannya. Di daerah kami ada seniman ukir dan pahat. Salah satu dari mereka, kami tunjuk untuk membuat patung burung ini. Beliau adalah warga asli sini," kata dia, penuh bangga.