Cadangan Beras Pemerintah di Cirebon Capai 100.000 Ton Saat Lebaran

Cirebon, IDN Times - Bulog memastikan ketersediaan beras cadangan pemerintah di wilayah Cirebon, Majalengka, dan Kuningan menembus 100 ribu ton. Jumlah ini disiapkan untuk menjaga stabilitas pangan dan mengantisipasi lonjakan selama libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hm
Pimpinan Bulog Cabang Cirebon, Ramaijon Purba mengungkapkan, sebagian dari stok ini telah didistribusikan ke sejumlah wilayah untuk menjaga keseimbangan pasokan nasional.
"Kami telah menyalurkan sekitar 6.500 ton beras ke Batam dan Bengkulu sebagai bagian dari strategi nasional dalam distribusi pangan,” kata Ramaijon beberapa waktu lalu.
1. Menjaga ketahanan pangan nasional

Menurut Ramaijon, stok besar yang tersedia di Bulog Cirebon merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain itu, pemerintah kembali mengaktifkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang sebelumnya sempat dihentikan sementara. Program ini bertujuan untuk menekan harga beras di pasaran agar tetap terjangkau bagi masyarakat dan mencegah spekulasi harga yang merugikan konsumen.
“Untuk zona luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, distribusi telah dimulai. Sementara itu, wilayah Zona 1, termasuk Cirebon, akan mulai menerima pasokan pada akhir Februari 2025," ujarnya.
Untuk memastikan harga beras tetap stabil di Cirebon, Bulog menerapkan tiga skema utama dalam pelaksanaan SPHP, yaitu, operasi pasar, gerakan pangan murah, dan distribusi ke toko maupun pasar tradisional.
Ramaijon menegaskan, pihaknya terus memantau perkembangan harga di pasaran. Jika terjadi kenaikan signifikan, Bulog akan segera melakukan intervensi melalui operasi pasar guna menjaga keseimbangan harga.
2. Harga beras di pasaran masih tinggi

Berdasarkan data dari sejumlah pasar di Cirebon, harga beras premium saat ini berkisar antara Rp15.000 hingga Rp16.500 per kilogram, sementara beras medium berada di kisaran Rp13.500 hingga Rp14.500 per kilogram.
Harga ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. “Kami berharap dengan adanya program SPHP, harga di pasar bisa terkoreksi dan kembali stabil,” ujar Ramaijon.
Ia menambahkan, keberadaan stok beras yang cukup besar di gudang Bulog akan menjadi salah satu upaya untuk menekan lonjakan harga dalam beberapa bulan ke depan.
Bulog Cirebon juga membuka kemungkinan untuk kembali mengirim stok beras ke daerah lain jika diperlukan. Hal ini dilakukan guna mendukung upaya pemerintah dalam menjaga keseimbangan pasokan pangan di seluruh Indonesia.
Selain menjaga distribusi, Bulog Cirebon juga menargetkan peningkatan cadangan beras guna menghadapi potensi gangguan produksi akibat faktor cuaca.
"Kami terus berkoordinasi dengan petani dan pemerintah daerah untuk memastikan suplai tetap stabil. Jika produksi beras mengalami hambatan, stok cadangan ini akan menjadi penyangga utama,” tambahnya.
3. Langkah antisipatif untuk stabilitas harga

Pemerintah melalui Bulog tidak hanya fokus pada distribusi, tetapi juga mengambil langkah antisipatif lainnya, seperti jerja sama dengan petani lokal guna memastikan hasil panen dapat terserap dengan baik.
Kemudian, monitoring harga di pasar untuk mencegah spekulan mengambil keuntungan dari fluktuasi harga.
Hingg, peningkatan cadangan beras sebagai strategi jangka panjang dalam menghadapi situasi darurat.
Menurut Ramaijon, dengan berbagai langkah ini, Bulog Cirebon berharap masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan dan harga beras di pasaran. “Kami terus berupaya agar masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga yang wajar dan pasokan tetap aman,” tutup Ramaijon.