Bupati Cirebon Soroti Kejanggalan Kasus Keracunan MBG di Setu Wetan

- Bupati Cirebon menelusuri penyebab keracunan makanan bergizi gratis di SDN 2 Setu Wetan
- Koordinasi dengan sekolah dan tenaga kesehatan untuk penelusuran lebih lanjut
- 20 murid tumbang usai santap menu MBG, memicu kepanikan di Puskesmas Plered
Cirebon, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menelusuri secara menyeluruh penyebab dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa sejumlah murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Setu Wetan, Kecamatan Weru.
Insiden ini terjadi pada Selasa (4/11/2025) dan menimbulkan gejala mual hingga pusing pada sebagian kecil siswa.
1. Jumlah korban tak seimbang dengan total murid

Bupati Cirebon Imron Rosyadi menilai ada hal ganjil dalam peristiwa tersebut. Ia menyebutkan, jumlah siswa di sekolah itu mencapai sekitar 3.000 orang, namun hanya sekitar dua puluhan anak yang mengalami gejala serupa setelah menyantap menu MBG.
Ketimpangan angka tersebut memunculkan dugaan penyebabnya tidak semata berasal dari makanan yang disajikan.
“Kalau dari makanan, kenapa cuma sebagian kecil yang kena? Ini yang harus dicek lebih dalam, bisa jadi karena faktor lain seperti kebiasaan makan atau kondisi tubuh masing-masing,” ujar Imron di Cirebon, Kamis (6/11/2025).
Sebagai langkah awal, Imron memastikan akan meninjau langsung lokasi sekolah untuk memverifikasi kondisi sebenarnya.
Pemerintah daerah juga telah menugaskan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon untuk melakukan investigasi laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi siswa.
Selain pemeriksaan makanan, tim kesehatan akan melakukan observasi terhadap siswa terdampak guna memastikan tidak ada penularan atau faktor risiko lain.
“Kami tidak ingin berspekulasi sebelum hasil uji keluar. Yang terpenting sekarang adalah memastikan anak-anak mendapatkan perawatan medis dengan baik,” katanya.
2. Koordinasi dengan sekolah dan tenaga kesehatan

Pemkab Cirebon juga menunggu laporan resmi dari pihak sekolah terkait daftar siswa terdampak, jenis makanan yang disajikan, serta waktu konsumsi.
Data tersebut akan menjadi dasar penelusuran lebih lanjut mengenai kemungkinan kontaminasi bahan makanan, proses distribusi, atau penyimpanan yang tidak sesuai standar.
Dinas Kesehatan, lanjut Imron, akan memeriksa rantai pasok makanan bergizi gratis untuk memastikan keamanan dan kualitasnya di masa depan.
“Program MBG ini niatnya baik, jadi jangan sampai ada kelalaian dari pihak penyedia yang bisa mencoreng kepercayaan publik,” ujarnya.
Bupati menegaskan, apabila ditemukan kelalaian dari pihak penyedia makanan atau sekolah, Pemkab tidak akan ragu memberikan sanksi. Evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG juga akan dilakukan agar kasus serupa tidak terulang di sekolah lain.
“Kalau nanti hasil pemeriksaan menunjukkan ada unsur kelalaian, tentu harus ditindak. Tapi kami tetap utamakan pembenahan sistemnya supaya distribusi makanan bergizi di sekolah-sekolah tetap aman dan bermanfaat,” ujarnya.
3. Ada 20 murid tumbang usai santap MBG

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 17 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Setu Wetan, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, harus mendapatkan perawatan medis setelah diduga mengalami keracunan makanan bergizi gratis (MBG) pada Selasa (4/11/2025).
Berdasarkan informasi, kejadian bermula setelah para siswa menyantap menu MBG yang terdiri dari soto ayam bening, nasi putih, sayur kol dan tauge rebus, tempe goreng, serta buah anggur merah.
Tak lama setelah jam makan siang, beberapa siswa mulai mengeluh pusing dan mual, kemudian disusul muntah serta lemas.
Guru yang mengetahui kondisi tersebut segera membawa para siswa ke Puskesmas Plered untuk mendapatkan penanganan.
Sebagian besar korban merupakan murid kelas atas yang sebelumnya terlihat sehat.
Pantauan di lokasi memperlihatkan ruang perawatan puskesmas penuh dengan anak-anak berseragam sekolah dasar.
Mereka dirawat di ruang observasi dengan infus terpasang di tangan. Suasana haru dan panik tampak jelas di wajah para orang tua yang mendampingi.
Yuni (34 tahun), salah satu wali murid, mengatakan gejala muncul beberapa jam setelah anaknya memakan jatah MBG.
“Awalnya cuma bilang pusing dan perutnya nggak enak. Eh, nggak lama langsung muntah dua kali dan lemas banget,” ujarnya dengan wajah cemas di Puskesmas Plered.

















