Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bulog Jabar Serap 468.061 Ton Gabah, Tertinggi Kedua Nasional

Para petani wilayah Pantura Jateng memanen gabah saat panen raya. (IDN Times/Dok Humas Bulog Semarang)
Para petani wilayah Pantura Jateng memanen gabah saat panen raya. (IDN Times/Dok Humas Bulog Semarang)
Intinya sih...
  • Kinerja penyerapan gabah Bulog Jabar mencapai 468.061 ton, tertinggi kedua nasional
  • Kinerja baik akan diteruskan hingga akhir tahun, Bulog Jabar mendapat penghargaan sebagai Pemimpin Wilayah Terbaik Seluruh Indonesia Tahun 2025
  • Stok beras mencapai 3,364.800 ton, cadangan yang akan mencapai 4 juta ton menjadi bukti nyata negara hadir dalam melindungi kebutuhan dasar masyarakat
  • Tren positif swasembada pangan nasional harus ditingkatkan dengan semangat kolektif seluruh pemangku kepentingan
  • Indonesia menunjukkan tren positif swasembada pangan dengan surplus produksi beras sebanyak 2,

Bandung, IDN Times - Perum Bulog Jawa Barat (Jabar) berhasil melakukan penyerapan gabar atau beras sesuai dengan arahan dari pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan suplai di pasaran. Hingga pertengahan Juni, Bulog Jabar mampu menyerap 468.061 ton setara beras.

"Dari sisi penyerapan Bulog Jabar sendiri berhasil menduduki peringkat 2 nasional tertinggi dengan pencapaian serapan per 22 Juni 2025," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jabar, Mohamad Alexande, melalui siaran pers Selasa (24/6/2025).

Menurut Alexander, dengan jumlah penyerapan gabah atau beras yang terus bertambah, tentu saja kapasitas gudang yang ada sudah tidak mencukupi. Untuk itulah Bulog Jawa Barat harus menambah dengan sistem pinjam pakai dan juga sewa.

"Bulog Kanwil Jawa Barat sendiri hanya memiliki 39 unit gudang yang tersebar di 8 wilayah kantor cabang. Untuk tambahannya, Bulog telah menyewa 44 unit gudang ke pihak swasta.

1. Kinerja baik ini akan diteruskan

IMG-20250624-WA0003.jpg
Bulog Jabar raih penghargaan atas capaian serapan gabah/beras. IDN Times/Istimewa

Dia menyebut bahwa capaian ini bukanlah akhir karena upaya untuk melakukan serapan dari petani bakal berlanjut hingga akhir tahun. Kinerja positif harus berjalan terus guna mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Atas capaian baik di pertengahan tahun ini, Bulog Jabar pun mendapat penghargaan sebagai Pemimpin Wilayah Terbaik Seluruh Indonesia Tahun 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kinerja luar biasa dalam memimpin Bulog Jawa Barat, khususnya dalam penyerapan secara nasional.

“Kinerja para penerima penghargaan ini sangat menonjol selama tahun 2025. Di tengah tantangan distribusi dan dinamika pasar, mereka mampu membawa BULOG mencapai target-target strategis dengan sangat baik,” ujar Dirut Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya.

2. Stok beras cukup hadapi situasi darurat

Ilustrasi beras (dok. Bulog)
Ilustrasi beras (dok. Bulog)

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan bahwa perkiraan cadangan beras pemerintah (CBP) akan menyentuh 4 juta ton pada Mei 2025, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa angka ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Dalam hampir 80 tahun perjalanan bangsa ini, belum pernah sekalipun cadangan beras pemerintah mencapai titik setinggi itu. Ini tentu merupakan sebuah prestasi besar yang patut mendapatkan apresiasi bersama.

Amran menyebut stok beras di Gudang Perum Bulog saat ini telah mencapai 3.364.800 ton dan akan terus naik mencapai 3,7 juta ton pada awal Mei.

Cadangan yang akan mencapai sebesar 4 juta ton ini berarti negara memiliki amunisi kuat untuk menghadapi berbagai situasi darurat, mulai dari kelangkaan pasokan, bencana alam, hingga gejolak harga di pasar. Ini menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dalam melindungi kebutuhan dasar masyarakat.

Cadangan tersebut bukan sekadar angka, melainkan benteng pertahanan nyata untuk menjamin ketersediaan pangan nasional dan menjaga stabilitas harga beras, komoditas yang sangat vital dan menjadi kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia di seluruh lapisan.

3. Tren positif swasembada pangan harus ditingkatkan

Ilustrasi beras (dok. Bulog)
Ilustrasi beras (dok. Bulog)

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya semangat kolektif seluruh pemangku kepentingan dalam mendorong pencapaian swasembada pangan nasional yang dimulai dari komoditas beras.

"Untuk swasembada pangan, ini bukan lagi pilihan tapi keharusan bagi kita semua, dimulai dari swasembada beras," kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Pemerintah menegaskan bahwa kemandirian dan kedaulatan pangan merupakan fondasi utama dalam membangun ketahanan pangan nasional. Menurutnya, saat ini Indonesia menunjukkan tren positif swasembada pangan. Hal ini ditunjukkan pada produksi dan stok beras yang baik.

Dalam data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Juli 2025, memperkirakan akan terjadi surplus produksi beras sebanyak 2,8 juta ton.

Sementara itu, Perum Bulog telah menyerap sekitar 2,5 juta ton setara beras dari dalam negeri sepanjang Januari hingga pertengahan Juni, ditambah dengan transfer stok dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,7 hingga 1,8 juta ton.

"Ketersediaan beras nasional berada dalam kondisi yang sangat aman," ujar Arief.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us