Buktikan Kualitas, DLH Jabar Ambil Sampel Air Warga di Pabrik Aqua

- DLH Jabar mengambil sampel air warga sekitar pabrik Aqua di Subang untuk uji kualitas.
- Pengujian masih berproses dan hasilnya belum keluar, DLH akan memastikan apakah perlu pengolahan lanjutan.
- Sampel diambil dari akuifer yang sama dengan perusahaan AMDK, sesuai dengan keinginan Gubernur Dedi Mulyadi.
Bandung, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat turut melakukan pengujian kualitas air warga yang tinggal di sekitar perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aqua di Kabupaten Subang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas airnya sesuai atau tidak.
Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, penyediaan air bersih dan air minum gratis itu sebenarnya berdasarkan hasil tinjauan Gubernur Dedi Mulyadi terhadap warga yang perusahaan AMDK di Kabupaten Subang. Saat itu, Gubernur Dedi Mulyadi menginginkan warga mendapatkan prioritas penyediaan air bersih dan air minum gratis.
"Pak Gubernur ingin bahwa masyarakat di sekitar pelaku usaha air harusnya dapat prioritas untuk penyediaan air," kata Saadiyah, Rabu (12/11/2025).
1. Sampel air sudah diambil

Saadiyah berujar, pada pekan lalu DLH Jawa Barat bersama perangkat daerah lainnya telah memetakan sumber air yang bisa warga setempat manfaatkan.
DLH Jawa Barat juga sudah mengambil sampel dan sedang melakukan pengujian terhadap kualitas air. Namun, pengujian kualitas air itu masih berproses, sehingga DLH Jawa Barat belum bisa memastikan kualitasnya baik atau tidak ketika sampai di rumah warga.
"Kami sudah mengambil sampel air, pekan lalu. Tapi hasil ujinya baru keluar besok," ujarnya.
2. Kualitas air warga harus baik

Apabila hasil uji sudah ada, kata Saadiyah, DLH Jawa Barat masih harus memastikan apakah air itu harus melalui proses pengolahan lanjutan atau tidak.
Jika membutuhkan pengolahan lanjutan, maka pemerintah akan membuat desainnya untuk dimasukkan dalam investasi untuk membangun sistem distribusi air yang Pemprov Jawa Barat siapkan nanti.
"Setelah itu kami menganalisa, apakah butuh pengolahan atau tidak, agar air untuk warga ini kualitasnya baik. Jika ada pengolahan, kami akan buat desainnya untuk membangun distribusi air," ucapnya.
3. Sistem distribusi harus dilakukan dengan baik

Saadiyah menambahkan, DLH Jawa Barat mengambil sampel dari akuifer atau lapisan bawah tanah yang mengandung air sama dengan yang perusahaan AMDK kelola. Mengingat, Gubernur Dedi Mulyadi telah meminta distribusi air bersih dan air minum untuk warga ini harus memiliki kualitas dan sumber yang sama dengan perusahaan AMDK.
"Ada sumber milik perusahaan ini memang ada kapasitas yang tidak termanfaatkan. Walaupun sumbernya beda, tapi kami pastikan dari akuifer yang sama," katanya.
Sementara mengenai keinginan Gubernur Dedi Mulyadi mengenai air minum yang bisa langsung warga konsumsi, Saadiyah menyebut ada banyak faktor yang mempengaruhinya.
"Misalkan, kualitas air bagus tapi harus ada kepastian dari sistem distribusi untuk memastikan bahwa airnya itu langsung bisa minum. Fragmennya akan lebih ekstra. Hasilnya kajian akan kami sampaikan ke Pak Gubernur untuk mendapatkan arahan lebih lanjut," tuturnya.


















