Beroperasi 2 Hari, Bey Pertanyakan Program PKG di Bandung

Bandung, IDN Times - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memberikan beberapa masukan terhadap implementasi program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi yang berulang tahun di seluruh puskesmas di Kota Bandung, Selasa (4/2/2025).
Diketahui, penerapan PKG di 80 Puskesmas yang ada di Kota Bandung ini dilakukan pembatasan waktu, yaitu hanya Selasa dan Jumat. Bey berpikir hal ini seharusnya bisa dilakukan setiap hari.
"Saya terima lapor katanya tidak setiap hari, Itu juga saya laporkan ke Kemenkes Seperti apa, jangan jangan sampai masa gak setiap hari," ujar Bey di Gedung Sate, Selasa (4/2/2025).
1. Minta Pemkot Bandung tingkatkan sosialisasi

Pembatasan waktu pelayanan program PKG ini, kata Bey, harus disampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat. Ia mengatakan, jangan sampai masyarakat dirugikan karena tidak mengetahui informasi ini.
"Jangan sampai tidak ada sosialisasi ke masyarakat, jangan sampai mereka sudah jauh-jauh ke puskesmas ternyata bukan hari ini. Masyarakat itu ke suatu tempat itu menggunakan ongkos, juga ada waktu. Jadi nanti ke Kemenkes nanti bagaimana," katanya.
2. Masyarakat jangan dirugikan

Bey memastikan akan melakukan koordinasi secara menyeluruh dengan Kemenkes mengenai waktu pelayanan program ini apakah dilakukan setiap hari atau memang ada pembatasan hanya dua hari. Saat ini ia mengaku belum mengetahui secara jelas.
"Misalnya di puskesmasnya yang mengatur karena kekurangan sumber daya manusia. Mungkin kan bisa saja, tapi nanti kami akan pelajari supaya ya itu jangan lagi-lagi masyarakat yang dikecewakan, lah," kata dia.
3. Pemkot Bandung akui kekurangan SDM

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Bandung mengakui masih kekurangan tenaga kesehatan untuk program PKG di Puskesmas. Pemerintah dipastikan melakukan beberapa langkah untuk menutupi kekurangan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, SDM masih menjadi tantangan untuk program PKG ini. Berdasarkan simulasi sementara, satu puskesmas harus memilih lima orang tenaga kesehatan dan IT yang berjaga.
"Memang tantangan terbesar memang SDM, kami jujur saja belum bisa mengukur berapa kebutuhan SDM dan simulasi sekarang minimal lima orang yang harus siap ada dokter, perawat tenaga IT untuk input data, mungkin nanti IVA Test (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) ada bidan dan seterusnya," ujar Anhar di Bandung, Senin (3/2/2025).
Dinkes Kota Bandung saat ini akan melihat terlebih dahulu animo masyarakat dalam memanfaatkan program Presiden Prabowo itu di 80 puskesmas yang ada. Adapun jika nantinya banyak warga yang memanfaatkan program ini, dipastikannya perlu ada penambahan SDM.
Sementara, untuk fasilitas kesehatan milik swasta yang bekerjasama dengan BPJS saat ini belum dilibatkan, baru di Puskesmas.
"Misal masyarakat sudah paham semua yang ulang tahun datang, berarti ada sekitar 1,6 juta warga Bandung yang akan datang ke puskesmas dan nantinya ada fasilitas kesehatan swasta. Jelas kami butuh SDM yang memadai," katanya.