Badan Geologi: Lokasi Longsor Gunung Kuda Zona Rawan Gerakan Tanah

- Badan Geologi ESDM: Lokasi tambang Galian C Gunung Kuda zona kerentanan gerakan tanah tinggi.
- Zona tersebut sering alami gerakan tanah aktif akibat curah hujan tinggi dan gempa bumi, perlu mitigasi bencana geologi.
- Jumlah korban meninggal longsor di Galian C Gunung Kuda mencapai 14 orang, evakuasi masih berlangsung.
Bandung, IDN Times - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan lokasi longsor di area Tambang Galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, termasuk zona kerentanan gerakan tanah tinggi.
“Tambang galian C Gunung Kuda terletak pada wilayah yang mempunyai proporsi probabilitas kejadian gerakan tanah lebih besar dari 50 persen dari total populasi kejadian,” kata Kepala Badan Geologi, M. Wafid, dalam keterangan pers, Jumat (30/5/2025).
1. Ini penyebab kawasan galian rawan

Menurut Wafid, zona kerentanan tinggi merupakan daerah yang sering mengalami kejadian gerakan tanah, baik longsoran lama maupun baru. Kondisi ini, lanjutnya, dipengaruhi oleh intensitas curah hujan tinggi serta kemungkinan adanya aktivitas kegempaan di sekitar wilayah tersebut.
“Gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru di lokasi tersebut masih aktif bergerak akibat faktor curah hujan tinggi dan atau gempa bumi,” kata dia.
2. Kemiringan lahan sangat berisiko

Ia menambahkan, secara umum kemiringan lereng di area tambang Gunung Kuda tergolong cukup berisiko, dengan sudut kemiringan yang curam dan keberadaan lereng buatan yang terbentuk dari bahan timbunan.
Badan Geologi mengingatkan bahwa aktivitas di zona tersebut harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi, serta memperhatikan rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan kerusakan lingkungan lebih lanjut.
3. Ada delapan orang belum ditemukan

Jumlah korban meninggal akibat longsor di Galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon saat ini mencapai 14 orang. Jumlah ini kemungkinan masih bertambah lantaran delapan masih ada delapan orang diduga ikut tertimbun.
Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan Pemprov Jabar bersama pemangku kebijakan lainnya melakukan penanganan secepatnya terutama evakuasi delapan orang yang masih hilang.
"Malam ini kami konsolidasi untuk menentukan proses manajemen kebencanaannya dan kami sudah tetapkan sekali lagi darurat bencana. Saat ini sedang diproses keputusan dari Pak Bupati Cirebon tentang darurat bencana," kata Sekda.