Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Asal Gumpalan Hitam di Langit Subang Terungkap, Ternyata Limbah Pabrik

IMG-20251029-WA0013.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Bandung, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat turut menyampaikan hasil penelitian awal mengenai gumpalan busa hitam yang jatuh di area sawah dan permukiman warga Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang. Hasilnya diduga dari limbah pabrik yang kebakaran di wilayah Karawang.

Kepala DLH Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan, berdasarkan hasil penelitian di lapangan dengan memintai keterangan warga, gelembung bisa ini tidak berbau, namun seperti minyak.

"Busa tidak berbau, warga pun sudah menyiram dengan air, karakteristik ada bagian seperti minyak dan gelembung tidak mudah pecah," ujar Ai, Sabtu (1/11/2025).

1. Kasus ini ditangani Kementerian Lingkungan Hidup

IMG-20251029-WA0012.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Dasar dugaan kuat mengarah pada limbah pabrik dari perusahaan pengangkut, pengumpul LB3 skala Nasional, PT Dame Alam Sejahtera di Karawang, yang mengalami kebakaran pada beberapa waktu kemarin.

"Sehingga dugaan sementara kemungkinan busa tersebut adalah bagian dari kejadian kebakaran itu, hingga terbawa angin ke arah wilayah Kabupaten Subang," ujar Ai.

Ai memastikan, saat ini kasus sudah ditangani oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang memiliki kewenangan terhadap perusahan pengolah Limbah B3 itu.

"KLH sudah membentuk Tim bersama dengan DLH Provinsi Jabar dan kabupaten untuk penanganan lebih lanjut dan pemulihan lingkungan," ujarnya.

2. BMKG sudah pastikan bukan fenomena alam

IMG-20251029-WA0011.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung pun memastikan, dari awal munculnya peristiwa ini bukan karena kejadian alam, melainkan ada dampak lain dari permukaan.

"Berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena tersebut tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu alias Ayyu, Rabu (29/10/2025).

Meski begitu, Ayyu mengatakan, hal itu masih merupakan kajian awal dan perlu diidentifikasi lebih lanjut. Namun, secara ilmiah dia menyatakan, gumpalan awan hitam yang terbang itu bukan terjadi karena fenomena alam.

"Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG," katanya.

3. Gumpalan ini merupakan dampak dari proses industri

IMG-20251029-WA0014.jpg
(Tangkap layar/IDN Times)

Lebih lanjut, Ayyu memastikan fenomena itu bukan dari peristiwa alam, dan kemungkinan terjadi dari permukaan atau aktivitas industri lainnya hingga akhirnya terbang terbawa angin dan jatuh di pemukiman warga.

"Menurut kami fenomena yang tampak berupa gumpalan hitam tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, misalnya dari proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin," tuturnya.

BMKG Bandung menyarankan agar pemerintah setempat turut melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna memastikan asal dari gumpalan gelembung hitam ini.

"Namun untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat," kata Ayyu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Buka Peluang Ekspor, UMKM di Jabar Diberikan SPPT SNI

01 Nov 2025, 15:33 WIBNews