Aktivis Minta Perusahaan Tepati Komitmen Bebas Sangkar

Bandung, IDN Times - Perubahan gaya hidup masyarakat membuat isu kesejahteraan hewan semakin sering dibicarakan, termasuk soal komitmen perusahaan terhadap penggunaan telur bebas sangkar. Di tengah meningkatnya perhatian publik, para aktivis hewan memutuskan turun ke ruang publik untuk mengingatkan kembali pentingnya akuntabilitas perusahaan.
Aksi terbaru mereka dilakukan saat car free day (CFD) di kawasan Sudirman, Jakarta, akhir pekan lalu. Momentum ini digunakan untuk menyampaikan edukasi secara langsung kepada warga yang melintas.
Para aktivis membawa pesan sederhana, namun penting: komitmen perusahaan tidak boleh berhenti hanya di atas kertas.
Melalui pendekatan kreatif, mereka berupaya mengajak masyarakat memahami bagaimana komitmen bebas sangkar memiliki dampak langsung pada kesejahteraan hewan. Mereka juga membuka partisipasi melalui kampanye online sebagai cara untuk memperluas tekanan publik.
Di saat tenggat komitmen semakin dekat, isu transparansi dan akuntabilitas perusahaan kembali menjadi sorotan utama bagi para aktivis.
1. Aktivis gunakan CFD untuk tegaskan tuntutan

Aksi ini dilakukan oleh aktivis Act for Farmed Animals (AFFA), kolaborasi Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal International. Mereka menyoroti enam perusahaan besar, mulai dari IKEA hingga Radisson, yang dinilai belum menunjukkan implementasi konkret dari janji penggunaan 100 persen telur bebas sangkar.
Mereka membawa kandang kawat kuning bertuliskan nama-nama perusahaan tersebut, serta poster dan selebaran edukatif yang dibagikan kepada pengunjung CFD. Melalui aksi damai ini, mereka berharap publik turut memberi tekanan terhadap perusahaan melalui petisi dan kampanye digital.
“Enam perusahaan raksasa ini tidak memiliki alasan untuk menunda komitmen yang lebih ramah hewan. Saatnya mengurangi penderitaan hewan, dimulai dari langkah termudah, yaitu menepati janji 100 persen bebas sangkar,” ujar Elfha Shavira, Pimpinan Kampanye Act for Farmed Animals.
2. Minim transparansi jadi sorotan utama

Meskipun sejumlah perusahaan memiliki komitmen global, data implementasi di Asia masih minim. IKEA, misalnya, mengklaim telah mencapai 100 persen bebas sangkar secara global, namun tidak memberikan informasi terkait wilayah Asia.
Hal serupa terjadi pada Inspire Brands (Dunkin’) dan Marriott yang juga belum merinci progres regional.
Autogrill hanya mencatat kemajuan 15 persen di Asia, sementara Millennium Hotels bahkan tidak menyertakan data progres sama sekali. Kondisi ini menjadi perhatian besar dalam aksi CFD kali ini, terutama karena tenggat implementasi jatuh pada tahun 2025.
Aktivis menegaskan bahwa transparansi bukan hanya soal angka, melainkan tentang komitmen moral terhadap kesejahteraan hewan dan etika bisnis yang bertanggung jawab.
3. Aksi damai lanjutkan misi edukasi publik

Selain menyoroti perusahaan, AFFA turut mengedukasi publik mengenai penderitaan ayam petelur dalam sistem konvensional. Ayam-ayam tersebut dikurung dalam ruang sempit seukuran kertas A4, tanpa kesempatan melakukan perilaku alaminya.
Bukti ilmiah menunjukkan kondisi ini menimbulkan stres kronis, kerontokan bulu, hingga patah tulang.
Lebih dari 2000 perusahaan global telah mengadopsi kebijakan bebas sangkar, tetapi implementasinya masih belum merata. Karena itu, AFFA berkomitmen melanjutkan kampanye melalui aksi damai, edukasi, dan kanal digital untuk mendorong perusahaan menepati janji.
Mereka menargetkan IKEA, Inspire Brands, Autogrill, Marriott, Millennium Hotels, dan Radisson agar segera menunjukkan langkah konkret, sekaligus mengajak publik memahami isu kesejahteraan hewan sebagai bagian dari tanggung jawab bersama.

















