951 Pekerja Asal Kota Bandung Kena PHK Dalam Lima Bulan Pertama 2025

- 951 pekerja asal Kota Bandung kena PHK dari Januari-Mei 2025, total pekerja yang terkena PHK di Kota Bandung mencapai 2.000 orang.
- Pemerintah Kota Bandung memastikan gelombang PHK bukan hanya dari sektor perhotelan, tetapi juga dari sektor manufaktur, retail, pabrik, dan bidang kesehatan.
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat mencatat lima pabrik gulung tikar pada tahun 2025, dengan total 3.200 karyawan dirumahkan dan terancam pengangguran.
Bandung, IDN Times - Sebanyak 951 pekerja asal Kota Bandung di berbagai sektor industri terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari Januari-Mei 2025. Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung menyatakan, para pekerja yang terkena PHK ini disebabkan oleh berbagai faktor.
Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah pekerja di Kota Bandung yang terkena PHK sejak Januari-Mei 2025 mencapai 2 ribu orang lebih. Namun, untuk khusus warga Bandung mencapai 951 orang.
"Tapi yang warga Bandung-nya itu terdata ada 951 orang yang terkena PHK. Itu data sampai akhir Mei kemarin, tapi bukan hotel saja, kami ngeceknya dari yang mengajukan tunjangan kehilangan pekerjaan," ujar Andri, dikutip Sabtu (14/6/2025).
1. Pemberian tunjangan pada yang mengalami PHK

Pemerintah Kota Bandung memastikan, gelombang PHK ini bukan hanya berasal dari sektor perhotelan yang kini terdampak karena ada efisiensi dari pemerintah, kearena sektor-sektor lainnya juga mengalami kasus serupa. Seperti manufaktur, retail, pabrik, termasuk bidang kesehatan seperti rumah sakit.
Adapun pekerja yang terkena PHK, kata Andri, bisa mendapatkan tunjangan kehilangan pekerjaan hingga enam bulan, dengan besaran bantuan berkisar antara 45 persen hingga 60 persen dari gaji sebelumnya.
"Untuk mendapatkan tunjangan kehilangan pekerjaan itu kalau gak salah mereka mengajukan, ada aplikasinya (BPJS Ketenagakerjaan), itu hitungannya dari gaji mereka," katanya.
2. Banyak pengangguran baru di Bandung

Guna menekan angka pengangguran setelah terkena dampak PHK, Disnaker Kota Bandung akan kembali menggelar job fair atau bursa kerja pada tanggal 17 dan 18 Juni 2025 di Graha Manggala Siliwangi, Kota Bandung.
"Sudah ada 40 perusahaan yang bergabung, dengan jumlah lowongannya sekitar 2.588. Mudah-mudahan, tadi yang di PHK juga cepat bisa dapat kerja lagi ya," ucap Andri.
Sementara di Jawa Barat terdapat lima pabrik yang gulung tikar pada tahun 2025 ini. Ribuan buruh hingga karyawan dirumahkan dan terancam menjadi pengangguran. Kepala Bidang Hubungan Industrial, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Firman Desa mengatakan, lima pabrik ini berasal dari tiga daerah.
"Betul, ada lima perusahaan yang tutup di wilayah Bekasi, Cimahi, dan Garut, dua di antaranya tutup di tahun 2025 ini," ujar Firman.
Adapun lima perusahaan yang tutup ini yaitu, PT. Sanken Indonesia, PT. Yamaha Music Product Asia, PT. Tokai Kagu, berlokasi di Kabupaten Bekasi, PT. Danbi internasional Garut, PT. Bapintri di Kota Cimahi. Alasan penutupan pabrik ini mulai dari dampak ekonomi global hingga pandemik COVID-19.
"Kalo Bapintri memang selalu mengalami kerugian pada saat pandemik, dan puncaknya sekarang mereka tutup. Kemudian untuk Danbi mereka di pailit kan oleh salah satu vendor nya," kata Firman.
"Tapi memang Danbi ini dari tiga tahun sebelumnya sudah bermasalah, yang awalnya dipicu oleh krisis ekonomi global, di mana permintaan order sangat menurun dari pasar Eropa," tuturnya.
3. Ada lima perusahaan yang sudah gulung tikar di Jabar

Tutupnya lima pabrik ini berdampak pada nasib karyawan dan buruh. Tercatat ada 3.200 pekerja yang telah dirumahkan, dengan rincian PT. Sanken Indonesia 459 orang, PT. Yamaha Music Product Asia 200 orang, hingga PT. Tokai Kagu 195 orang.
"Sementara, PT. Danbi internasional Garut sebanyak 2079 orang, dan PT. Bapintri 267 orang," ucapnya.
Sebelumnya, Firman mengatakan, kasus pemutusan hubungan kerja di Provinsi Jawa Barat mencapai 26.820 orang sepanjang 2024. Sektor paling banyak melakukan PHK yaitu industri manufaktur.
Berdasarkan data itu ada beberapa wilayah yang paling tinggi dilaporkan terjadinya kasus PHK, seperti wilayah Cikarang, Bekasi yang mencapai 2.965 orang, kemudian Karawang 3.138 orang, dan Kota Bekasi 4.346 orang. Firma membenarkan kasus PHK ini banyak ditemukan di industri-industri besar.
"Kebanyakan industri manufaktur seperti garmen dan tekstil," ucapnya.
Disnakertrans Provinsi Jabar juga mendapatkan data yang dilaporkan oleh 16 kabupaten dan kota sepanjang 2024. Hasilnya, ada 6.453 yang tercatat terdampak PHK di masing-masing industri yang ada di wilayah tersebut. Dari data ini terlaporkan paling banyak ada di wilayah Kabupaten Bogor yang mencapai 1.294 orang.
Kemudian, Kabupaten Bandung Barat 991 orang, Kota Bekasi ada 846 orang, Kabupaten Subang 663 orang, Kabupaten Purwakarta 560 orang, Kabupaten Bandung 556 orang, Kota Bandung 377 orang, Kabupaten Cirebon 208 orang.
"Sementara dari laporan 16 daerah itu, untuk Kabupaten Cianjur nol, Kabupaten Majalengka nol, Kabupaten Sumedang nol, serta ada beberapa daerah lain yang nol kasus," katanya.
Disinggung apakah data PHK ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2023, Firman mengatakan jumlahnya mengalami penurunan. Adapun pada tahun sebelumnya angka PHK mencapai 54.131 orang, dan kebanyakan dari sektor barang dan jasa, aneka industri, dan barang konsumsi.
"Pada tahun 2023 jumlahnya memang masih banyak, karena masih ada efek dari pandemi COVID-19. Tapi kalau dibandingkan dengan 2024 jumlah (PHK) menurun," kata dia.