2.000 Polantas Diterjunkan Gelar Operasi Zerbra di Jabar

- ETLE diprioritaskan dalam menindak pelanggar lalu lintas
- Patroli dilakukan sepanjang hari untuk mencegah aksi balap liar
- Pejalan kaki juga jadi sasaran, diimbau untuk mengikuti rambu lalu lintas
Bandung, IDN Times - Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat bakal menggelar Operasi Zebra Lodaya 2025 selama 14 hari ke depan, terhitung sejak 17 - 30 November 2025. Operasi tidak hanya menyasar para pengguna kendaraan, tetapi juga pejalan kaki.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jabar Kombes Pol Dodi Darjanto mengatakan, kepolisian menerjunkan lebih dari 2.000 personel gabungan dari Polda Jabar dan Polres kota/kabupaten di 27 daerah.
Dalam Operasi Zebra ini petugas di lapangan akan menindak para pelanggar lalu lintas. Hal ini untuk mengurangi angka kematian akibat kecelakaan yang terjadi di jalan raya.
"Target operasinya adalah menurunkan angka pelanggaran. Dengan menurunnya angka pelanggaran, akan terjadi peningkatan ketertiban dan ketaatan," kata Dodi saat dihubungi, Senin (17/11/2025).
1. Optimalkan pemakaian ETLE

Dodi menuturkan, tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) diprioritaskan dalam menindak para pelanggar lalu lintas, sisanya petugas akan memberi imbauan dan tilang manual kepada pelanggar yang sulit terdeteksi oleh kamera pemantau.
Tilang manual juga masih akan dilakukan, apabila pelanggaran yang berpotensi hilangnya nyawa, seperti truk bermuatan lebih.
"Tilang manual diperbolehkan hanya lima persen, itu dibutuhkan bagi pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan dengan korban meninggal dunia. Misalnya kendaraan overload atau overdimensi, yang berpotensi merusak sistem pengereman. Bila sistem pengereman rusak, tentu dapat terjadi kecelakaan dengan korban meninggal dunia," ungkapnya.
2. Patroli dilakukan sepanjang hari

Dalam kegiatan ini Polisi pun mengimbau kepada anak muda untuk tidak menggelar aksi balap liar di jalan-jalan yang sepi. Petugas akan patroli meninjau area-area yang berpotensi dijadikan tempat ajang balap liar, apalagi di akhir pekan.
"Kami juga menggiatkan imbauan agar tidak terjadi kebut-kebutan liar saat malam Minggu. Itu menjadi sasaran penertiban, dan lebih kepada pencegahan, bukan sekadar penindakannya," jelasnya.
"Polisi akan lebih banyak di jalan, menggiatkan blue light patrol, menempatkan anggota dan meningkatkan mobilitas di lokasi-lokasi yang biasa dijadikan ajang kebut-kebutan," lanjutnya.
3. Pejalan kaki ikut kena sasar

Kata Dodi, tak hanya pengguna kendaraan, roda dua atau empat saja, pejalan kaki juga jadi sasaran dalam operasi zebra ini. Contohnya, adalah pengguna motor untuk tidak menggunakan trotoar sebagai hak pejalan kaki. Pejalan kaki juga diminta untuk mengikuti rambu-rambu lalu lintas, seperti menyeberang di zebra cross.
"Biasanya kami lebih fokus kepada pengguna kendaraan bermotor dan pengguna jalan lainnya, tetapi kini keselamatan pejalan kaki juga coba kami tingkatkan melalui imbauan. Motor tidak boleh menggunakan trotoar, harus tetap di jalurnya, sementara pejalan kaki saat menyeberang wajib melihat kanan-kiri, lalu kanan lagi,tiga kali proses melihat, jangan hanya dua kali," terangnya.


















