Golkar Jabar Desak Pemerintah Agar Segera Evaluasi Pemilu Serentak

Petugas KPPS yang meninggal jadi bahan pertimbangan

Bandung, IDN Times - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendesak pemerintah segera mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu Presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (pileg) dan DPD secara serentak untuk segera dievaluasi.

Dedi mengatakan, usulan evaluasi tersebut berangkat dari sejumlah persoalan yang muncul di lapangan saat Pemilu 2019 digelar. Paling mencolok adalah banyaknya kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia pada 17 April kemarin.

“Banyaknya petugas KPPS yang meninggal membutuhkan penyikapan yang serius dari pemerintah. Setelah proses Pemilu selesai ini harus dievaluasi segera pemerintah,” katanya di Bandung, Sabtu (20/4).

Kasus meninggal dunia KPPS dinilai Dedi potret dari proses Pemilu 2019 yang melelahkan semua pihak. Terutama saat proses pemungutan suara yang menggabungkan pemilihan presiden, DPR hingga DPRD tingkat kabupaten. “Ini pemilu paling melelahkan, memakan waktu dari pagi hingga malam,” ujarnya.

Menurutnya sejak proses pemilihan hingga penghitungan suara, banyak tempat pemungutan suara (TPS) baru menuntaskan sampai dini hari bahkan pagi hari. Belum jika terjadi pencoblosan ulang hingga penghitungan ulang.

Tak hanya KPPS, pemilu serentak tersebut menurutnya melahirkan banyak tekanan psikologis pada para calon legislatif yang juga menjadi tim sukses kampanye presiden. “Tekanan psikologisnya jadi beragam, harus mengurus pilpres terus legislatif. Konsentrasi bisa terpecah,” kata Dedi.

Hal lain yang harus menjadi bahan evaluasi adalah durasi kampanye yang terlalu panjang. Pemilu 2019 menurut Dedi menyebabkan masalah psikologis sosial yang begitu berat. “Pemilu harus dibuat serileks mungkin bagi seluruh pihak,” tuturnya.

Baca Juga: 10 Petugas KPPS di Jabar Meninggal saat Mengawal Proses Pemilu 2019

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya