BPS-Disdukcapil Siap Wujudkan Satu Data Kependudukan Indonesia 

BPS-Disdukcapil se-Indonesia kumpul di Bandung

Bandung, IDN Times -  Kesimpangsiuran data dari berbagai kementerian dan lembaga menjadi salah satu penyebab tidak optimalnya pelaksanaan dan pemantauan kinerja pemerintah.

Ketersediaan data tunggal yang cepat, akurat, berkualitas, serta dapat digunakan semua pihak akan menjadi dasar penyusunan perencanaan, koordinasi, maupun sinkronisasi kebijakan pemerintah. Karena itu, data adalah cermin pelaksanaan program dan kebijakan yang telah disusun dan dikerjakan. Satu Data Indonesia menjadi gerbang kesuksesan pemerintahan Indonesia.

Untuk mewujudkan Satu Data Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) di seluruh Indonesia berkumpul melakukan rapat koordinasi di Hotel Pullmann, Kota Bandung, Selasa(8/6/2021).

1. Menyatukan data kependudukan mulai level provinsi hingga kabupaten/kota

BPS-Disdukcapil Siap Wujudkan Satu Data Kependudukan Indonesia IDN Times/Istimewa

Deputi Bidang Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono menuturkan, rapat koordinasi saat ini merupakan tindak lanjut untuk mengawal Perpres 62 Tahun 2019 tentang Percepatan untuk pencapaian target kinerja Dukcapil dan Statistik Hayati.

Ateng menjelaskan, Statistik Hayati adalah statistik yang dibangun berdasarkan catatan-catatan penting dan kondisi-kondisi penting yang berkelanjutan, dari mulai penduduk itu lahir hingga penduduk itu meninggal dunia.

"BPS nanti bersama-sama dengan Dirjen Dukcapil akan menindaklanjuti hingga level provinsi. jadi kita untuk level nasional sudah berjalan bagus, kita saat ini untuk menindaklanjuti hingga ke level provinsi, bahkan kota kabupaten. Terutama ini kita lakukan untuk mengawal satu data kependudukan Indonesia, ini untuk mengawal statistik hayati," kata Ateng dalam konferensi persnya di Hotel Pullman Kota Bandung, Selasa (8/6/2021).

2. Keakuratan data penduduk dinilai penting untuk pembangunan Indonesia

BPS-Disdukcapil Siap Wujudkan Satu Data Kependudukan Indonesia Jumlah Penduduk Menurut Pulau (sumber: Badan Pusat Statistik)

Menurut Ateng, data kependudukan yang akurat sangat penting. Pasalnya, data tersebut akan digunakan pemerintah dalam merancang pembangunan nasional. Untuk saat ini kata Ateng, untuk pertama kalinya hasil sensus penduduk 2020 lalu hasilnya sama dengan catatan kependudukan dari Kependudukan dan Catatan Sipil.

"Nah sekarang ini pada level nasional datanya sudah sama, tapi dari level provinsi, pada saat kami mendata sensus penduduk, ini pendekatannya de fakto, kemudian data adminduk itu pendekatannya de jure, de faktonya ada berapa, de jurenya ada berapa, artinya di dalamnya ada faktor migrasi penduduk, siapa yang tinggal di situ dan siapa yang tidak tinggal," kata Ateng.

Ia menyontohkan, kerap kali perbedaan catatan kependudukan adalah diakibatkan oleh perbedaan metode penghitungan. Sehingga hal ini harus dijembatani agar tidak terjadi kesimpang siuran informasi data kependudukan.

Dia mencontohkan, ketika teman-teman anak-anaknya sekolah misalnya dari satu daerah ke daerah yang lainnya, maka secara de jure-nya dia masih tercatat KK nya di desa di daerah yang bersangkutan, tapi secara de fakto-nya anak itu kalau sudah satu tahun dia sudah meninggalkan, dia secara de fakto-nya tidak ada di situ.

"Itu yang akan kami sama-sama dengan membuat satu sistem dengan membuat platform satu data kependudukan Indonesia. Jadi, platform satu data kependudukan Indonesia dengan digital ID, ini lah salah satu upaya by sistem agar perbedaan-perbedaan itu kita menjadi dieliminir, sehingga kita menuju pada satu data kependudukan Indonesia, dengan menerjemahkan de fakto dan de jure," jelasnya.

3. Menyatukan data penduduk tetap membutuhkan waktu

BPS-Disdukcapil Siap Wujudkan Satu Data Kependudukan Indonesia IDN Times/Istimewa

Sementara itu, di tempat yang sama, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakhrulloh menuturkan, bagi pemerintah dengan tercapainya Statistik Hayati akan memudahkan pemerintah melakukan pembangunan nasional. Seperti, perencanaan pembangunan dan proyeksi pembangunan nasional.

"Untuk perencanaan pembangunan secara nasional penghitungnya tidak ada lagi keraguan, tidak ada lagi kesulitan, tidak ada lagi yang sifatnya sangka-sangka, datanya sudah sama," jelas dia.

Untuk itu, dalam rapat kooordinasi kali ini pihaknya akan membahas dengan mencari persamaan dalam pendataan kependudukan masyarakat Indonesia.

Sehingga, dengan demikian tujuan pembangunan nasional akan bisa tercapai dengan tepat. Namun, kata dia, untuk mewujudkan impian ini tetap membutuhkan waktu. Karena sensus ada tahapannya.

"Jadi banyak sekarang ada perbedaan, penduduk Indonesia ada yang pindah rumahnya, tapi tidak lapor ke dukcapil, sehingga ini bisa didata berbeda," pungkasnya

Baca Juga: Menilik 1 Juta Sampel Data Penduduk yang Bocor

Baca Juga: 279 Juta Data Penduduk Indonesia Diduga Bocor, Begini Kata Kominfo 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya