Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama Cerdas

Persatuan umat Islam itu mahal harganya

Bandung, IDN Times – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tasikmalaya pada Selasa (14/5) resmi mengumumkan pada tokoh ulama di wilayahnya untuk menolak gerakan people power terkait dengan keputusan hasil perhitungan Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.

Menurut Ketua MUI Tasikmalaya, Ate Musodiq Bahrum, informasi yang berseliweran baik sebelum mau pun sesudah Pilpres 2019 banyak yang berpotensi pada perpecahan bangsa Indonesia. Bahkan, dia menilai bahwa umat Islam di Indonesia tengah diadu domba.

1. Jangan sampai Indonesia seperti Suriah dan Afghanistan

Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama CerdasIDN TImes/Galih Persiana

Menrut Musodiq, bila ulama tak turun tangan untuk meredam perselisihan antar masyarakat yang terjadi selama Pilpres 2019, maka bisa jadi umat Islam terpecah di Indonesia. Bahkan, ia mengatakan, bahwa Indonesia bisa seperti Suriah dan Afghanistan, di mana umat Islam-nya terpecah belah.

“Persatuan umat Islam itu mahal harganya. Umat Islam itu besar, jangan sampai mau diadukan. Saya mengapa menggebu-gebu, karena takut Indonesia di-Suriah-kan, Indonesia di-Afghanistan-kan,” kata Musodiq, kepada wartawan pasca mengikuti acara Multaqo (Pertemuan) Ulama, Habaib, Pimpinan Pondok Pesantren, dan Cendikiawan Muslim Se-Provinsi Jawa Barat di Hotel Grand Pasundan, Kota Bandung, Rabu (15/5).

Maka itu, bagi dia umat Islam di Indonesia mesti berkepala dingin acap kali menyikapi sebuah masalah. “Jika tidak berkepala dingin dan ulama tidak hadir menyejukan, Indonesia bisa mundur. Investasi sudah sehebat ini, tapi Indonesia malah mundur,” katanya.

2. Masyarakat kembali beraktivitas, percayakan Pilpres pada KPU

Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama CerdasPribadi

Salah satu kunci dari terjaganya persatuan Indonesia saat ini, kata Musodiq, adalah dengan memberi kepercayaan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menghitung hasil Pemilu serentak 2019. Menurutnya, umat Islam jangan sampai terbawa isu-isu negatif yang mendiskreditkan KPU.

“Tinggal kembali saja ke habitat masing-masing. Yang kyai ya ceramah lagi. Yang berdagang ya dagang lagi, begitu. Kita harus sepakat bahwa musuh kita hanya dua, yaitu kebodohan dan kemiskinan. Mangkanya kita sama-sama harus memerangi pembodohan,” ujar Musodiq.

3. Apakah banyak muslim di Tasikmalaya yang mendukung gerakan people power?

Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama CerdasIDN Times/Galih Persiana

Sejauh ini, ada anggapan yang berkembang bahwa masyarakat daerah Priangan Timur Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis) akan turun ke jalan untuk mengikuti gerakan people power pada hari pengumuman perhitungan suara oleh KPU, 22 Mei 2019.

Atas anggapan itu, Musodiq menampiknya, meski mengakui ada sebagian umat Islam di daerahnya yang mendukung gerakan people power. “Ada, tapi sedikit kok. Minoritas,” ujar dia.

4. Masih ada ulama yang mendukung people power

Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama CerdasDokumen Pribadi

Meski pun MUI dan berbagai elemen masyarakat muslim di Indonesia telah sepakat untuk menolak people power, Musodiq mengakui bahwa masih ada ulama yang mendukung gerakan tersebut. Maka itu, ia mengimbau masyarakat untuk menafsirkan kembali setiap perkataan ulama, terutama yang mengajak untuk bughat (memberontak pada pemerintah).

“Yah mungkin itu ulama tidak pintar semua. Antar ulama harus saling mencerdaskan, begitu,” kata dia.

5. Berbicara baik atau diam

Soal People Power, MUI Tasik: Tidak Semua Ulama CerdasIDN Times/Galih Persiana

Sama dengan Musodiq, Ketua MUI Jawa Barat, kata Rahmat Syafei, meminta ulama-ulama di Indonesia untuk sepakat dengan tidak mendukung gerakan people power. MUI Jabar hanya bisa memberi saran kepada ulama yang ingin menggugat keputusan KPU, untuk berhenti mengampanyekan gerakan tersebut.

“MUI sifatnya mengimbau, mengingatkan habib, ulama, ya semuanya lah.  Jadi dalam bahasa agama itu, adalah ngomong yang baik, isinya baik, di tempat baik. Ngomong yang baik atau diam. Tugas mulut itu berbicara baik, atau diam. Ini seperti itu tugas (bagi ulama),” kata Rahmat, di lokasi yang sama.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya