Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa Barat

Jawa Barat sering dikaitkan dengan paham radikal

Bandung, IDN Times – Salah satu gebrakan yang dipilih Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam memilih kabinetnya adalah ketika ia menunjuk Jenderal TNI Purnawirawan Fahrul Razi menduduki kursi Menteri Agama RI. Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya sejak reformasi, kalangan militer ditunjuk menempati pos kementerian tersebut.

Penunjukan Fahrul yang kontroversial ini mendapat sambutan baik dari Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat. Ketua GP Ansor Jabar, Deni Heidar, percaya bahwa Jokowi punya tujuan strategis di balik keputusan tersebut.

“Kami pasti menghormati hak preogratif presiden. Berarti presiden memandang bahwa sosok Menteri Agama baru dianggap mampu menuntaskan visi dan misi presiden,” ujar Deni, ketika dihubungi pada Kamis (24/10).

1. Dianggap mampu memerangi radikalisme

Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa Barat(Menteri Agama Fachrul Razi) ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Mungkin, kata Deni, Jokowi menunjuk Menteri Agama dari kalangan TNI karena ingin menuntaskan bahaya paham radikalisme yang berkembang di Indonesia. “Semoga saja seperti itu,” tuturnya.

Di mata Deni, seseorang yang pernah menempuh karier di panggung militer semestinya memiliki keberanian lebih untuk memerangi hal tersebut. “Maka itu kami pasti menyambut baik keputusan ini,” tutur dia.

2. Radikalisme di Jawa Barat

Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa BaratIDN Times/Arief Rahmat

Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa banyak masyarakat Jawa Barat terpapar paham radikalisme. Opini tersebut dapat tercermin dari penggeledahan kamar terduga teroris dalam beberapa pekan terakhir yang tersebar di daerah Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Bekasi.

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, paham radikalisme yang dibawa Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) berkembang di Jawa Barat dalam waktu yang lama. Gerakan negara di dalam negara itu diusung oleh Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosoewirjo pada 7 Agustus 1949 sampai akhirnya runtuh pada 2 September 1962.

3. Memerangi radikalisme di Jawa Barat

Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa BaratIlustrasi Terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Deni percaya bahwa paham radikalisme dengan keinginan memisahkan diri dari Indonesia, atau bisa disebut pemberontakan atas nama agama, masih ada hingga saat ini. Sejauh ini, GP Ansor merasa berdiri sendiri dalam menegakkan Islam nasionalis dan melawan paham radikal.

Dengan adanya Menteri Agama dari kalangan militer, Deni sedikit lega karena merasa “ditemani” dalam urusan melawan paham radikal. “Selama ini kita merasa sendirian memerangi radikalisme. Mudah-mudahan hal ini bisa menjawab kegelisahan kami,” tuturnya.

4. Menunggu kebijakan Menag

Berharap Menteri Agama Baru Lawan Radikalisme di Jawa BaratKantor Kementerian Agama. IDN Times/Helmi Shemi

Maka itu, jangan heran jika GP Ansor Jawa Barat sangat menunggu kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan Fahrul Razi selama memimpin Kementerian Agama. “Kami amat menunggu kebijakannya seperti apa,” katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya