Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik 

Bangunan ini disebut untuk mengenang jasa pahlawan COVID-19

Bandung, IDN Times - Jika kalian melintas di sekitar jalan Pasupati, Kota Bandung. Berdiri sebuah monumen yang baru dibangun. Letaknya berada antara Monumen Perjaungan dan Lapangan Gasibu.

Monumen COVID-19, nama ini mulai disempatkan pada bangunan tersebut. ratusan nama orang yang meninggal akibat COVID-19 diukir di monumen tersebut. Mayoritas dari mereka adalah tenaga kesehatan yang wafat usai berjuang selama pandemik.

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin dikabarkan akan meresmikan Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu (4/12/2021). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menyatakan bahwa kabar itu masih dalam rencana.

Lantas bagimana ini bisa jadi Monumen COVID-19?

1. Masuk dalam program revitalisasi Monumen Perjuangan

Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik IDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Boy Iman Nugraha mengatakan, monumen tersebut berada salah satu area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Bandung atau (Monju), tepatnya di bagian pintu masuk atay Welcome Plaza.

Bangunan ini awalnya tidak akan dinamai monumen COVID-19. Namun karena seiring perjalanan pandemik virus corona menerjang Indonesia, untuk mengabadikan para pejuang selama COVID-19, bangunan tersebut kemudian dinamai Monumen COVID-19.

"Nah di tengah perjalanan sebagai penghargaan dedikasi kepada orang sudah berkorban untuk melayani masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 yang terdiri nakes, relawan hingga ASN. Maka tercetuslah ide ini," kata dia.

Di monumen ini ada sekitar 281 nama yang tercatat di gerbang dinding pandang. Itu semuanya orang Jawa Barat. Mereka yang berjuang demi kepentingan masyarakat Jabar dan gugur karena melawan COVID-19.

Menurutnya, ada esensi dasar mengapa Pemprov Jawa Barat menyematkan nama-nama 281 orang warga Jawa Barat di Monumen Perjuangan Pahlawan COVID-19 tersebut. Tempat ini bakal menjadi ruang perenungan bagi masyarakat yang berkunjung tentang bagaimana pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak korban jiwa dan berdampak pada berbagai sektor kehidupan.

"Jadi ini merupakan pengingat untuk kita semua bahwa untuk menangani pandemi COVID-19 itu tidak mudah, tidak murah dan memerlukan kerja keras bersama," kata dia. 

Sehingga apa yang sudah di korban oleh 281 nama yang tercatat tersebut harus jadi perenungan bagi semua pihak saat ini untuk terus menjaga atau meminimalisir dampak pandemi COVID-19 di tanah air, khususnya di Jawa Barat.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Boy Iman Nugraha mengatakan, monumen tersebut berada salah satu are Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat Bandung atau (Monju), tepatnya di bagian pintu masuk atay Welcome Plaza.

Bangunan ini awalnya tidak akan dinamai monumen COVID-19. Namun karena seiring perjalanan pandemik virus corona menerjang Indonesia, untuk mengabadikan para pejuang selama COVID-19, bangunan tersebut kemudian dinamai Monumen COVID-19.

"Nah di tengah perjalanan sebagai penghargaan dedikasi kepada orang sudah berkorban untuk melayani masyarakat dalam penanggulangan COVID-19 yang terdiri nakes, relawan hingga ASN. Maka tercetuslah ide ini," kata dia.

Di monumen ini ada sekitar 281 nama yang tercatat di gerbang dinding pandang. Itu semuanya orang Jawa Barat. Mereka yang berjuang demi kepentingan masyarakat Jabar dan gugur karena melawan COVID-19.

Menurutnya, ada esensi dasar mengapa Pemprov Jawa Barat menyematkan nama-nama 281 orang warga Jawa Barat di Monumen Perjuangan Pahlawan COVID-19 tersebut. Tempat ini bakal menjadi ruang perenungan bagi masyarakat yang berkunjung tentang bagaimana pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak korban jiwa dan berdampak pada berbagai sektor kehidupan.

"Jadi ini merupakan pengingat untuk kita semua bahwa untuk menangani pandemi COVID-19 itu tidak mudah, tidak murah dan memerlukan kerja keras bersama," kata dia. 

Sehingga apa yang sudah di korban oleh 281 nama yang tercatat tersebut harus jadi perenungan bagi semua pihak saat ini untuk terus menjaga atau meminimalisir dampak pandemi COVID-19 di tanah air, khususnya di Jawa Barat.

2. Revitalisasi Monju sebenarnya sudah disiapkan sejak 2014

Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik instagram.com/indrasutantoo

Boy mengatakan revitalisasi kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat yang direncana sejak tahun 2014 berbarengan dengan revitalisasi Gasibu, terdiri dari beberapa segmen.

Segmen yang pertama atau Welcome Plaza atau pintu gerbang atau pintu masuk, segmen Griya Kriya atau ruang untuk promosi Jawa Barat, segmen ketiga Festival Vibes atau ruang untuk festival di depan tugu Monju-nya dan terakhir Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat-nya.

"Dan tahun 2020, Pemprov Jabar melalui Dinas Permukiman dan Perumahan Jawa Barat ditugaskan untuk merivitalisasi Monju ini," kata dia.

3. Belum pernah ada pembahasan Monumen COVID-19 di DPRD Jabar

Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik Ratusan nama nakes pejuang COVID-19 terpahat di Monumen COVID-19. IDN Times/Debbie Sutrisno

Pembangunan Monumen COVID-19 oleh Gubernur Ridwan Kamil mendapat tanggapan miring dari sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar). Sebab bangunan bernama Monumen COVID-19 tidak pernah dibahas di ruang legislatif.

Daddy Rohanady, Anggota Komisi IV DPRD Jabar mengatakan, Pemprov Jabar bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jabar, memang pernah membahas anggaran untuk revitalisasi Monumen Perjuangan (Monju) Rakyat Jawa Barat. Saat itu, tidak ada pembahasan ganti nama menjadi Monumen COVID-19.

"Tidak pernah ada pembicaraan tentang pembangunan Monumen COVID-19 di dewan (DPRD Jabar)," kata Daddy.

Kemudian, di tengah pembahasan, anggaran daripada rencana pembangunan Monumen COVID-19 yang berada di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat itu juga tidak pernah dibicarakan.

"Kalau ada yang mengakui bahwa anggaran pembangunan monumen COVID-19 sudah disetujui dewan (DPRD Jabar), itu tidak mungkin karena 2019 belum ada COVID-19," ucapnya.

4. Sejumlah aktivis mengecam penamaan tersebut

Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik IDN Times/Humas Jabar

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Nano, menolak keras Presiden Joko "Jokowi" Widodo meresmikan Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19 Jawa Barat (Jabar). Respons itu dikeluarkan setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menyatakan bahwa Presiden Jokowi akan turut serta meresmikan monumen yang terletak di Jalan Surapati, Kota Bandung.

"Kami minta presiden tidak meresmikan monumen itu (Monumen Perjuangan Pandemi COVID-19). Kami sudah kirim pertimbangan ke beliau (presiden)," ujar Dewan Presidium Aliansi Nano, Fidelis Dapati Giawa.

Fidelis bilang, peresmian ini tidak ada kaitannya dengan pemerintah pusat. Meningat, pembangunan monumen itu dibangun di tanah milik Pemprov Jabar bukan pemerintah pusat.

"Tidak ada urusan pemerintahan pusat, ini bukan aset pemerintah pusat. COVID-19 ini kan di daerah. Pencanangan bukan tingkat nasional, jadi tidak ada kepentingan pemerintah pusat," ungkapnya.

Selain itu, Fidelis mengatakan, pembangunan ini banyak persoalannya. Ia menjabarkan, pembangunan monumen ini sempat ditolak oleh DPRD Jabar karena dinyatakan tidak memiliki nilai urgensinya.

"Anggaran pembangunan ini dari dana CSR dicampur aduk sama APBN, sehingga ada duplikasi. Jadi ada anggaran disalahgunakan itu berarti ada unsur menyalahgunakan wewenang," katanya.

5. Ridwan Kamil tak ambil pusing

Monumen COVID-19, Ide Ridwan Kamil yang Menimbulkan Polemik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat berbicara di acara Workshop Nasional DPP PAN, Rabu (6/10/2021). (youtube.com/PAN TV)

Meski mendapat banyak tanggapn negatif, Ridwan Kamil bersikukuh untuk meresmikan tempat ini. Menurutnya, Pembangunan monumen pahlawan COVID-19 di Kota Bandung terus berjalan. Seluruh nama para pejuang akan tertulis dalam monumen itu.

Monumen ini sangat penting untuk diketahui generasi mendatang bahwa banyak pejuang asal Jabar yang gugur dalam pandemik COVID-19.

"Menjadi pengingat kepada kita dan generasi setelahnya akan tragedi ini, agar kita tidak melupakan sejarah, untuk mawas diri, selalu bersiap dan tetap tangguh menyongsong masa depan. (Monumen in) akan diresmikan di Hari Pahlawan 10 November 2021," Emil

Mantan Wali Kota Bandung ini menyebut, Monumen Gasibu sudah jadi sejak sebelum pandemik COVID-19. Guna menghormati perjuangan para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19, Pemda Provinsi Jawa Barat mengajukan ke Pemerintah Pusat Monumen Gasibu sebagai monumen perjuangan pahlawan COVID-19.

"Monumen ini dibangun sebelum COVID-19, bukan dilaksanakan saat COVID-19 ada, tetapi selesai menjelang COVID-19 dan merupakan program lama. Sekarang kita akan dedikasikan kepada pahlawan COVID-19 yang meninggal," jelasnya.

Selain pintu gerbang yang kini menjadi fasad Monumen Gasibu, nanti akan ada dua patung yang melambangkan kesedihan sekaligus ketangguhan.

"Gerbangnya membatasi antara masa lalu dan masa depan, darurat-terkendali, sedih-bahagia. Nanti ada dua patung, satu tentang kesedihan dua tentang ketangguhan," ungkapnya.

Baca Juga: 281 Nama Pahlawan COVID-19 Terpahat di Monumen Pejuangan

Baca Juga: Polemik Monumen COVID-19, Aktivis Kritik Balik Ridwan Kamil

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya