Hari Lahir Pancasila, Yana Mulyana: Waspada Paham Radikalisme

Pancasila merupakan dasar negara 

Bandung, IDN Times - Indonesia akan merayakan hari lahirnya Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia sekaligus dasar negara sebagaimana diterangkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Ideologi Pancasila disahkan pada saat Sidang PPKI 18 Agustus 1945. 

Sayangnya saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak berpegang teguh pada Pancasila. Padahal Pancasila sebagai dasar negara digunakan untuk mengatur semua tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Tak sedikit mereka yang tak berpegang pada Pancasila kemudian memiliki paham radikalisme. Hal inilah yang coba diminimalis pemerintah, termasuk Pemkot Bandung.

"Ya tentu radikalisme itu mungkin saja karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terutama yang ada di perbatasan atau daerah pinggiran," ujar Wali Kota Bandung Yana Mulyana usai melakukan diskusi daring bersama KSAD di Makodam III Siliwangi, Selasa (31/5/2022).

1. Aparat kewilayahan harus rajin lakukan pendampingan

Hari Lahir Pancasila, Yana Mulyana: Waspada Paham RadikalismeWali Kota Bandung Yana Mulyana. IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, pihak yang paling dekat dengan masyarakat adalah aparat kewilayahan seperti kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW. Mereka harus bisa memberikan informasi yang tepat agar tidak menyimpang dari Pancasila, apalagi sampai memiliki pemikiran radikal.

Itu juga yang coba dilakukan TNI AD dan kelurga TNI untuk ikut serta melakukan pendampingan dan rajin memberikan informasi kepada masyarakat dalam hal apapun.

"Jangan sampai mereka itu dapat infomasi yang sepihak (negatif). Makanya kehadiran aparat kewilayahan ini penting dalam pendampingan." papar Yana.

2. Perekonomian pun harus diperbaiki

Hari Lahir Pancasila, Yana Mulyana: Waspada Paham RadikalismeIlustrasi radikalisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Selain memberikan pemahaman antiradikalisme, hal yang tidak kalah penting adalah membangkitkan perekonomian masyarakat. Sebab, ekonomi pun bisa menjadi pemicu seseorang atau kelompok tertentu memiliki paham radikal.

Pemkot Bandung dan TNI AD sepakat membantu pemulihan ekonomi khususnya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Ketika perekonomian meningkat maka dampak radikalisme bisa terkikis juga," kata dia.

3. Banyak anggota NII kembali teguh pada NKRI

Hari Lahir Pancasila, Yana Mulyana: Waspada Paham RadikalismeIDN Times/Diskominfo Kota Bandung

Kemarin, sebanyak 49 orang warga Kabupaten Bandung yang sempat membaiatkan diri pada Negara Islam Indonesia (NII), akhirnya memutuskan untuk kembali pada pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada Senin (30/5/2022), di Aula Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Bandung Adjat Sudrajat mengatakan, meski 49 orang telah melakukan pembatalan baiat dan keluar dari NII, namun sebenarnya di Kabupaten Bandung masih ada delapan Kecamatan yang disinyalir menjadi basis NII.

"Sebetulnya Cileunyi tidak banyak, ada delapan kecamatan yang tersebar di kabupaten yang menjadi basis dari NII, seperti Kecamatan Cileunyi, Paseh, Cikancung, Nagreg, Majalaya, Solokanjeruk, Cangkuang dan Pameungpeuk" ujar Adjat Sudrajat saat ditemui IDN Times, di Aula Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, (30/5/2022).

Menurutnya, sudah lama dari mereka yang ingin kembali dari NII ke NKRI, namun dalam perjalanannya banyak yang mendapatkan intimidasi.

"Kami sampaikan jangan pernah takut untuk kembali kepangkuan NKRI, karena negara ada untuk siapapun yang kembali memegang teguh UUD 1945 dan Pancasila," tutur Adjat.

Oleh karena itu, ia pun kini akan berkordinasi dengan pihak yang dapat membantu, guna memberikan perlindungan serta pembinaan lebih lanjut pada warga Kabupaten Bandung, khususnya kepada ia yang telah memutuskan pencabutan baiat terhadap NII.

Baca Juga: Penuh Perjuangan, 5 Fakta Sejarah Lahirnya Pancasila 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya