Curhatan Pedagang Oleh-oleh di Terminal Cicaheum Akibat Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Wabah virus corona atau COVID-19 di Tanah Air terus memberikan dampak. Faktor perekonomian menjadi hal terbesar yang dirasakan masyarakat. Apalagi, kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat (social distansing) terus diperluas pemerintah.
Pembatasan akses penggunaan kendaraan umum yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat seperti bus dan angkutan kota memberikan dampak besar bagi para pedagang yang berada di sekitar terminal.
Pedagangan oleh-oleh khas Bandung, Dewi mengaku, sejak adanya kasus virus corona di Indonesia khususnya di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya, membuat warga yang menggunakan fasilitas Terminal Cicaheum sebagai akses moda transportasi semakin sedikit. Kondisi itu membuat penumpang yang akan membeli oleh-oleh pun berkurang.
"Kalau dulu sehari bisa jual tempe kering saja sampai 30 kg (kilogram). Sekarang 10 kg aja sudah lumayan," ujar Dewi, akhir pekan kemarin.
1. Pendistribusian makanan ke toko lain juga tersendat
Dewi mengatakan, dia tidak hanya berjualan di Terminal Cicaheum, panganan yang dibuatnya secara sendiri biasanya dijual ke sejumlah toko yang ada di terminal lain. Sayangnya karena kondisi penumpang yang sepi membuat toko pun tidak meminta barang produksinya.
"Ketimbang ga ke jual sama mereka juga. Jadi orderan dari luar juga sedikit sekali," ungkapnya.
2. Khawatir minim pendapatan saat Idul Fitri tiba
Dia pun sangat khawatir dengan kondisi sepinya penumpang yang bisa jadi berlanjut sampai musim mudik dan Idul Fitri. Musababnya, setiap tahun pendapatan Dewi bisa bertambah banyak saat musim tersebut. Namun dengan kondisi sekarang kemungkinan uang yang didapatnya dari berjualan oleh-oleh tidak akan seberapa.
"Ga tahu deh nanti bakal seramai apa. Kalau lihat di pemberitaan ga boleh mudik, bisa jadi sepi juga terminal," kata dia.
3. Penumpang ke Jabar sudah berkurang 70 persen
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari mengatakan, berdasarkan data yang diterima dari perusahaan otobus saat ini banyak perusahaan yang sudah mengurangi operasional kendaraan karena memang penumpang pun secara perlahan berkurang. Artinya sebelum ada aturan dari pemerintah pusat maupun daerah, penumpang sudah dengan sendirinya mengurangi penggunaan angkutan umum.
"Jauh sebelum ada pembatasan sosial juga memang penumpang sudah berkurang hampir 70 persen," ujar Hery.
Di sisi lain, Hery menyebut pemerintah sudah mengimbau agar warga dari luar Jabar khususnya DKI Jakarta tidak mudik terlebih dahulu. Ini demi memutus rantai penyebaran COVID-19 yang semakin masif. Ditakutkan saat banyak orang mudik ke daerah justru warga di daerah tersebut ikut terpapar virus corona.
Baca Juga: Pemerintah Pertimbangkan Larangan Mudik Lebaran Tahun Ini
Baca Juga: Penerapan PSBB di Depok Terhalang Anggaran, Warga Miskin Baru Terancam