Braga Sunyi, Kegiatan Seabad De Majestic Bioskop Pertama di Bandung

Bioskop ini dulu menyetel film tanpa suara

Bandung, IDN Times - Membiacarakan sejarah gedung bioskop di Kota Bandung, nama De Majestic pasti tak asing di telinga. Bangunan yang akrab disebut Gedung Asia Afrika Culture Center (AACC) ini merupakan tempat pertama yang memutar film Loetoeng Kasaroeng. Pemutaran ini menjadi fenomenal karena film bisu karya De Locomotif ini suaranya diproduksi secara langsung pada saat pemutaran film.

Dikutip dari Wikipedia, saat baru didirikan, bioskop ini tidak dinamakan Majestic melainkan Concordia Bioscoop.Selain Concordia dan Majestic, bioskop ini juga pernah mengalami pergantian nama lagi, yaitu Oriental Bioskop dan Bioskop Dewi saat lepas dari Concordia Bioscoop.

Gedung De Majestic sendiri berdiri atas dasar sebuah gagasan di tahun 1920 sebagai simbol dari kemajuan peradaban pada masa kolonial Belanda. Namun perintah pembangunan ini baru terealisasi pada tahun 1922.

Untuk memeringati menuju seabad gedung De Majestic, Pemprov Jabar berencana menggelar kegiatan Braga Sunyi. Sebuah kegiatan budaya yang didasarkan pada kondisi pandemi yang kini tengah dihadapi. Konsep ini diambil dari cara pemutaran pertama yang dilakukan di De Majestic

"Sunyi memiliki makna bunyi yang tersembunyi. Konsep event Braga Sunyi nantinya akan digelar dalam bentuk penyebaran konten secara visual ke beberapa titik-titik melalui layar lebar, namun suaranya akan disalurkan melalui kanal Radio," ujar Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwitsaan Jabar (Perseroda) Deni Nurdyana Hadimin melalui siaran pers, Kamis (24/9/2020).

1. Semua kegiatan saat ini harus menerapkan aturan sesuai AKB

Braga Sunyi, Kegiatan Seabad De Majestic Bioskop Pertama di BandungIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Deni mengatakan, 100 hari menuju akhir tahun yang digagas hari ini akan ditindaklanjuti dalam Focus Group Discussion (FGD) dan business meeting dengan beberapa para pelaku event di kota Bandung, pengelola radio, beberapa pemilik merek dan pelaku usaha, serta kalangan media.

“Pada 100 hari yang dimulai hari ini kami mengajak seluruh insan media untuk berkolaborasi, sekaligus berinovasi menggelar event menuju satu abad De Majestic, di era AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru), dengan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin,”ungkapnya.

Menurut Deni, karena ada pandemik COVID-19 maka semua kegiatan pun harus lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan demikian berbagai acara yang diselenggarakan harus meminimalkan pertemuan secara fisik, namun konten yang kami hadirkan tetap dapat dinikmati oleh seluruh warga Jawa Barat, salah satunya melalui event Braga Sunyi ini

2. Penyelenggaraan kegiatan pariwisata harus digelar secara ketat

Braga Sunyi, Kegiatan Seabad De Majestic Bioskop Pertama di BandungPemasangan batas jarak di Stasiun Kertapati Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menuturkan, gagasan menuju 100 hari Braga Sunyi menjadi salah satu Pemprov Jabar dalam menggeliatkan kembali sektor pariwisata di Bandung khususnya yang belum maksimal. Namun, dia mengingatkan agar segala kegiatan budaya dan pariwisata tetap mendapatkan perhatian serius.

"Kita harus sama-sama menjaga agar setiap kegiatan bisa disiplin, dan protokol dijalankan dengan ketat," papar Dedi

Selama 100 Hari ke depan diharapkan dapat menjadi ajang kolaborasi lintas sektor, khususnya kalangan dunia usaha dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam menginisiasi sebuah model baru pengelolaan event di era AKB di Jawa Barat.

3. De Majestic sekarang jadi pusat kegiatan seni dan budaya

Braga Sunyi, Kegiatan Seabad De Majestic Bioskop Pertama di BandungInstagram/de_majestic

Gedung De Majestic yang berada di Jalan Braga, Kota Bandung saat ini menjadi pusat seni dan budaya Jabar. Dengan perubahan konsep ini diharap De Majestic bisa menyelenggarakan banyak kegiatan berbau seni dan budaya.

“Di era baru, lima tahun ke depan kita sudah putuskan (De Majestic) menjadi pusat seni dan budaya. Diharapkan tiap hari, tiap malam selalu ada pertunjukan dengan perbedaan genre. Ada musik, tari, sastra, film, dan macam-macam,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.

De Majestic merupakan bangunan cagar budaya kelas A. Artinya, gedung tersebut ini sangat dilindungi, sehingga apabila akan direnovasi atau ada perubahan dari sisi arsitektur bangunannya, harus lebih dulu berkonsultasi dengan tim cagar budaya.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Bandung Barat yang Paling Populer, Cantik Banget!

Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Bandung Selatan untuk Ide Rencana Liburanmu Nanti

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya