Hasil Autopsi, Lebam di Tubuh Ibu Rizky Febian Bukan Tanda Kekerasan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Berdasar hasil autopsi, polisi menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah mantan istri komedian Sule atau Entis Sutisna, Lina Jubaedah.
Meski demikian, lebam-lebam yang sempat ramai diberitakan sebelumnya dibenarkan ada. Namun, lebam tersebut dianggap wajar karena terdapat pada tubuh yang sudah tidak bernyawa.
1. Rizky disebut salah mengartikan lebam pada tubuh ibunya
Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Sartika Asih, dr Fahmi Arif membenarkan adanya lebam pada tubuh Lina. Namun, menurutnya, hal itu bukanlah sesuatu yang musti dipersoalkan karena lebam pada tubuh orang meninggal kata dia adalah normal.
Menurutnya, anak mendiang Lina Jubaedah, Rizky Febian salah mengartikan bahwa lebam yang terdapat pada tubuh ibunya. Hal itu pula yang menjadi cikal bakal kasus ini dimulai
"Lebam diartikan secara salah. Mungkin dipikir lebam akibat kekerasan sehingga kita mengartikan lebam itu memar," ungkap Fahmi pada konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Jumat (31/1).
2. Lebam wajar pada orang mati
Fahmi menjelaskan, lebam pada tubuh orang yang meninggal timbul akibat berhentinya aliran darah pada tubuh Lina Jubaedah. Maka, lebam akan timbul sekitar 30 menit pasca orang tersebut meninggal.
"Lebam itu normal pada orang mati. Timbul 20-30 menit pascakematian. Kenapa lebam, karena ada daerah yang dialiri pembuluh darah kaviler namun berhenti darahnya karena sudah mati," ujarnya.
"Kondisi itu memberi pewarnaan pada kulit, normalnya red purple atau merah keunguan dan akan jadi gelap kalau ada mekanisme hipoksia. Artinya, sebelum mati, kadar oksigen sedikit dan karbondioksida meningkat," lanjutnya.
3. Lebam beda dengan memar
Lebam pada jenazah Lina juga menurutnya tidak bisa diartikan sebagai tanda adanya kekerasan. Sebab, lanjut dia, adanya kekerasan itu ditandai memar.
Sedangkan memar kata Fahmi berbeda dengan lebam. Memar disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di bawah jaringan kulit, yang biasanya disebabkan kekerasan.
"Dan pengaturannya berbeda antara lebam dan memar. Pada memar, memang ada darah keluar di bawah kulit, sedangkan lebam darahnya berhenti di pembuluh darah," kata dia.
4. Polisi tak temukan tanda kekerasan
Sebelumnya, pihak kepolisian sudah melakukan autopsi sesuai laporan yang dibuat Rizky Febian sebelumnya. Kepala Bidang Hunas Polda Jabar, Saptono Erlangga, mengatakan darinhasil vksum dipastikan tidak ditemukan ganda kekerasan.
"Dari hasil visum, didapat keterangan bahwa kondisi jenazah sudah membusuk. Tidak ditemukan tanda tanda kekerasan," sebutnya.