Kopda Andrea Dwi, Penabrak Dua Sejoli di Nagreg Dituntut 10 Bulan Bui

Bandung, IDN Times - Oditurat Militer Bandung menuntut Kopda Andrea Dwi Atmoko penabrak sejoli Nagreg Handi-Salsa dengan 10 bulan penjara. Ia dianggap telah melakukan aksi penabrakan terhadap dua orang warga Kabupaten Bandung itu.
"Tuntutannya terbukti. Sehingga oditur menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama 10 bulan," ucap Humas Pengadilan Militer II-09 Bandung Letkol CHK Panjaitan di Pengadilan Militer II-09 Bandung, Selasa (26/4/2022).
1. Terdakwa diminta untuk tetap ditahan
Kopda Dwi dinyatakan terbukti bersalah sebagaimana dakwaan kumulatif pertama dan kedua. Adapun pasal yang terbukti yakni Pasal 310 ayat 3 Juncto Ayat 4 UURI nomor 22 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) sebagaimana dakwaan kumulatif pertama.
Kemudian, Kopda Dwi dikatakan Panjaitan juga terbukti sebagaimana dakwaan kumulatif kedua Pasal 312 UURI nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ. "Dalam tuntutannya, Oditur juga memohon terdakwa tetap ditahan," ucapnya.
2. Status terdakwa masih belum dipecat
Panjaitan menjelaskan, dalam tuntutan Oditurat Militer Bandung tidak menjelaskan soal tuntutan pemecatan. Hal itu kata dia perkara yang ditangani oleh Pengadilan Militer II-09 Bandung hanya sebatas kasus penabrakan tidak di luar hal lain.
"Nggak ada dipecat. Karena ini murni perkara lalu lintas. Kalau di Jakarta ada pidana pokok. Untuk perkara dugaan membuang ke sungai, nanti disidangkan di Pengadilan (Militer) Yogya. Di sini murni perkara lalu lintas saja," katanya.
3. Handi ditemukan masih memiliki denyut nadi usai ditabrak pelaku
Sebelumnya, salah satu saksi mata menyatakan bahwa seorang korban sejoli Nargreg masih bernyawa usai ditabrak oleh Kopda Andrea Dwi Atmoko. Korban Handi-Salsa ini diketahui dalam kondisi yang berbeda-beda sebelum jasadnya dibuang oleh para tersangka.
Terungkapnya kondisi korban sejoli Nargreg ini disampaikan oleh Saepudin Juhri, salah seorang saksi yang memberikan keterangan untuk terdakwa Kopda Andrea Dwi Atmoko yang berperan sebagai sopir dari Kolonel Priyanto dan Koptu Achmad Soleh di Pengadilan Militer II-09 Bandung, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (13/4/2022).
Pada saat peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa kedua sejoli itu. Saepudin mengatakan bahwa Hadi memang tidak sadarkan diri. Namun, setelah mengecek bagian nadi masih terasa ada denyutan.
"Korban laki-laki masih hidup. Dia masih bernafas, Iya sempat (diraba denyut nadinya). Saya sempat ngangkat juga (Handi). Kondisi hidup tapi keadaan pingsan," ujar Saepudin.
4. Salsa disebut sudah wafat usai ditabrak
Selain itu, Saepudin menjelaskan juga kondisi terakhir dari Salsa usai ditabrak para oknum TNI itu. Korban perempuan dikatakannya saat itu berada dalam posisi di kolong mobil dengan kondisi tidak bernyawa.
"Sama sekali nggak bergerak di bawah mobil. Pernah diraba pas sudah di bawa keluar, ke pinggir jalan. Kakinya juga patah yang perempuan, ini-nya (menunjuk kepala) bolong sebelah kiri," katanya.
Baca Juga: Tersangka Anggota TNI Ganti Warna Cat Mobil Usai Tabrak Lari di Nagreg
Baca Juga: Tiga Fakta Baru Terungkap dari Reka Adegan Tabrak Lari di Nagreg