Investasi Asing di Jawa Barat Belum Menyerap Tenaga Kerja Lokal

Investasi asing seharusnya menyerap tenaga kerja lokal Jabar

Bandung, IDN Times - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat menyatakan investasi asing belum maksimal dalam menyerap tenaga kerja lokal. Hal ini menyebabkan tingginya angka pengangguran di Jabar.

Kadisnakertrans Jabar, Taufik Garsadi mengatakan, tingginya angka pengangguran ini buka disebabkan minimnya lapangan kerja. Namun, banyak perusahaan yang dapat modal dari asing justru memperkerjakan tenaga dari luar Jabar.

"Itu jadi investasi yang masuk itu kan harusnya membuat lapangan pekerjaan. Ternyata lapangan pekerjaan ini tidak hanya diisi oleh orang Jawa Barat," ujar Taufik, dikutip Sabtu (29/7/2023).

1. Investasi asing yang masuk tidak seimbang dengan serapan tenaga kerja lokal Jabar

Investasi Asing di Jawa Barat Belum Menyerap Tenaga Kerja LokalKepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi. IDN Times/Debbie Sutrisno

Taufik menjelaskan, kondisi serapan tenaga kerja lokal yang belum maksimal ini berbanding terbalik dengan banyaknya investasi asing yang masuk wilayah Jabar. Seharusnya, ketiga investasi besar, maka serapan tenaga kerja lokal juga bisa terserap secara maksimal.

"Di lain pihak, padahal investasi kita itu setiap tahun itu terbesar di Indonesia. Di Jabar banyak perusahaan, tapi pengangguran (terbanyak)," katanya.

2. Ada 21 persen pekerja di Jabar diisi oleh luar provinsi

Investasi Asing di Jawa Barat Belum Menyerap Tenaga Kerja LokalIlustrasi tenaga kerja. (IDN Times/Aditya Pratama)

Taufik menambahkan, berdasarkan data yang dimilikinya, pekerja yang ada di wilayah Jawa Barat 20 persen bukan warga lokal. Pekerja banyak dari luar Provinsi Jawa Barat. Apalagi, kata dia, pekerja yang ada di wilayah kawasan industri.

"Saya punya data 21 persen pekerja itu dari luar. Terutama di daerah kawasan industri, 40 persenan dari luar," katanya.

3. Pengangguran terbuka di Jabar masih tinggi

Investasi Asing di Jawa Barat Belum Menyerap Tenaga Kerja Lokalilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (IDN Times/Nathan Manaloe)

Lebih lanjut Taufik mengatakan, angka pengangguran terbuka di wilayah Jawa Barat saat ini sudah menyentuh angka 7,89 persen. Angka ini menjadikan Jabar provinsi terbesar kedua setelah Banten dengan selisih tipis di angka 7,97 persen.

Meski menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, angka pengangguran terbuka Jawa Barat mengalami penurunan. Data year on year (YoY) bulan Februari tahun 2022, angka pengangguran Jabar menyentuh angka 8,35 persen.

"Jadi 7,89 persen setara dengan 2,01 juta. Kalau dibanding tahun lalu luar biasa turunnya," kata dia.

Baca Juga: Disnakertrans Jabar Soroti Besarnya Beban Kerja Prakerin

Baca Juga: PHK Massal Intai Jawa Barat, Disnakertrans  Siapkan Langkah Mitigasi

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya