BPBD Jabar Mulai Mitigasi Kekeringan di Musim Kemarau

Bandung, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat tengah melakukan mitigasi kekeringan sekaligus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi bulan Juli dan Agustus 2024.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, dirinya sudah melakukan pemetaan ke lokasi-lokasi yang kerap terjadi kekeringan termasuk dengan kekurangan air minum di beberapa kabupaten dan kota.
"Kita sudah koordinasi dengan BPBD di kabupaten/kota untuk menggambarkan kondisi wilayah untuk mitigasi bencana di puncak kemarau tahun 2024," ujar Hadi saat dihubungi Selasa (16/7/2024).
1. Bogor dan sekitarnya diminta waspada kekeringan

Beberapa daerah yang berpotensi mengalami kekeringan tersebar di bagian utara dan selatan Jawa Barat. Hadi menjelaskan, berdasarkan data tahun lalu, wilayah pantura menjadi daerah yang mengalami kekeringan cukup luas. Kemudian, Bogor juga ditemukan banyak kekurangan air bersih.
"Kekeringan terjadi di wilayah Bogor meski disebut kota hujan, ada beberapa lokasi yang terjadi kekeringan jadi bukan karena hujannya tapi memang kekurangan sumber airnya. Selain itu, daerah Ciamis, Tasikmalaya dan Pangandaran tahun kemarin sempat melaporkan kekeringan," jelasnya.
Meski begitu, dalam kondisi saat ini, Hadi mengatakan, sudah ada satu laporan kekeringan yang terjadi di daerah Karawang. Sementara, untuk daerah lainnya di Jawa Barat belum terlaporkan mengalami kasus serupa.
2. Kemarau saat ini tidak ekstrem seperti tahun lalu

Selain kekeringan, lanjut Hadi, karhutla juga menjadi hal yang harus di mitigasi sejak dini. Menurutnya, ada beberapa daerah yang berpotensi memunculkan bencana alam ini. Beberapa diantaranya, Majalengka, Kuningan.
"Jadi kondisi kemarau tahun ini tak se-ekstrim tahun lalu, karena tahun lalu kan ada fenomena El Nino kalau tahun ini tidak terjadi kondisi itu. Memang hanya ada potensi La Nina meski lemah potensinya. Jadi untuk potensi terjadi hujan pun akan rendah dengan kategori hujan lokal," katanya.
3. Masyarakat tetap diminta waspada

Hadi mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik saat memasuki puncak musim kemarau nantinya. Menurutnya, kondisi kemarau pada tahun ini tidak akan panjang seperti beberapa tahun sebelumnya. Hanya saja untuk potensi kebencanaan seperti kekeringan, dirasakannya bisa terjadi.
"Tetap potensi kekeringan ini ada, jadi tetap masyarakat bisa berhemat air. Termasuk pembukaan lahan agar masyarakat berhati-hati saat membuka lahan untuk penghidupannya untuk berkoordinasi dengan aparat kewilayahan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat," katanya.