Apindo Jabar Soroti Investasi hingga Perizinan untuk Pelaku Usaha

Bandung, IDN Times - Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bertemu dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat. Mereka membahas tentang realisasi investasi tertinggi yang dikantongi Jabar hingga perizinan yang masih lama.
Pada 20204, Jawa Bara Kembali mencatatkan diri sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia. Mengutip data Kementerian Investasi dan Hilirisasi, provinsi ini mampu menarik investasi Rp 251,1 triliun, mengungguli DKI Jakarta yang mencatatkan Rp241,9 triliun.
Meski demikian, para pengusaha masih menghadapi tantangan dalam hal perizinan usaha yang dinilai lambat dan memakan waktu lama.
“Kami berharap proses perizinan dapat dipermudah dan dipercepat agar investasi yang masuk bisa segera direalisasikan dan memberikan manfaat bagi perekonomian,” ujar Wakil Ketua Bidang Industri Apindo Jabar, Pieter Wijaya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (10/2/2025).
1. Sistem pengupahan dirasa baik

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu tetap mengapresiasi Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Bey yang mampu menjaga stabilitas dunia usaha dan investasi.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PJ Gubernur atas komitmennya dalam mendukung dunia usaha. Kebijakan ketenagakerjaan, khususnya terkait pengupahan, telah memberikan kepastian bagi pelaku usaha dan menjaga stabilitas investasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Jawa Barat, Nining Yuliastini menegaskan, keberlanjutan investasi di Jabar harus didukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi industri berbasis teknologi tinggi yang membutuhkan tenaga kerja berkompeten.
Menanggapi berbagai masukan dari dunia usaha, Bey berharap sinergi antara pemerintah dan pengusaha terus berlangsung untuk memajukan Jabar, sehingga masyarakat semakin sejahtera.
2. BI prediksi pertumbuhan di Jabar masih positif

Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar 2025 akan lebih baik dari 2024, pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Deputy Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat Muslimin Anwar menuturkan, tahun lalu capaian pertumbuhan ekonomi Jabar seperti rilis BPS mencapai 4,95 persen pada 2024, masih dalam rentang target pemerintah antara 4,7 hingga 5,5, dan pada tahun ini pun masih optimistis ada dalam target tersebut.
Ia menegaskan kebijakan pemerintah terkait efisiensi pada APBN/APBD tentunya akan memberikan dampak perlambatan pertumbuhan pada beberapa sektor namun juga sektor lainnya justru akan tumbuh sehingga mampu mendorong PDRB.
"Efisiensi tentu akan menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi mungkin akan ada koreksi atau perlambatan tapi sisi lain akan terdorong tumbuh. Kami yakin pemerintah sudah menghitung itu untuk mencapai pertumbuhan 8 persen di tahun 2028 atau 2029," katanya.
3. Harus optimalkan nilai ekspor

BI sendiri akan memberikan penguatan pada nilai tukar rupiah untuk memaksimalkan devisa. Permintaan ekspor dan impor juga masih akan tinggi. Ekspor impor merupakan salah satu komponen pendukung pertumbuhan selain Investasi dan Konsumsi.
"Konsumsi pemerintah akan terjadi normalisasi pasca - pemilu, dan kami yakin akan tumbuh seiring berjalannya waktu, terlebih jika kepala daerah resmi dilantik dan mulai bekerja. Selanjutnya koordinasi dan sinergi pusat, provinsi dan kabupaten-kota harus semakin baik," tegasnya.