Kamu Harus Terima 4 Alasan Ini Jika Menikahi Seorang Perawat
Pixabay.com/Wetmount
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menemukan kesamaan dengan orang lain adalah hal yang tak begitu sulit. Tetapi untuk menemukan kecocokan dengan orang yang akan mendampingi seumur hidup, tentu bukanlah hal yang mudah!
Banyak alasan bagi kamu mencari banyak informasi tentang calon pasangan hidup. Selain mengetahui sikap, perilaku dan latar belakang keluarga calon, kamu juga perlu tahu tentang kehidupan profesinya. Menyangkut pekerjaan yang dia lakoni setiap hari, tentu akan menjadi keputusan bersama di kemudian hari.
Seandainya kamu sudah mengetahui dan memahami, berarti kamu telah siap untuk menikahinya dan siap menerima segala resiko setelah akad nikah nanti.
Berikut, IDN Times akan membeberkan tentang empat alasan kenapa kamu harus kuat setelah menikah dengan calon seorang perawat.
1. Siap ditinggal kerja saat hari libur
IDN Times/Andra AdyatamaJadwal dinas perawat itu unik, mayoritas dari mereka bekerja di rumah sakit. Kamu sudah tau bukan? Bahwa rumah sakit tidak pernah tutup meskipun di hari libur atau di hari besar seperti hari raya keagamaan.
Jika jiwa Kamu tidak siap menerima kenyataan, bahwa pasangan kamu Perawat, ia masih menjalankan tugas di Rumah Sakit, di saat orang lain telah dapat jatah cuti bersama. Jatah liburnya di alihkan di hari lain, sesuai shift dinas.
Sendainya, bertepatan di hari libur kamu biasa berkumpul di rumah dengan keluarga besar, sementara pasangan kamu masih bekerja, apakah kamu sudi meninggalkannya? Artinya kamu berkumpul bersama keluarga besar, tapi pasangan Kamu tidak ikut.
Kemudian, Perawat tidak harus libur di hari minggu, atau di kalender merah, sementara Kamu libur bekerja dan dapat jatah libur hanya di hari minggu, maka Kamu harus simpan baik-baik hasrat untuk berakhir pekan di tempat rekreasi bersama orang yang di sayangi.
Jika Kamu tidak mengetahui dan memahami hal ini, maka fenomena seperti ini, akan menjadi masalah di kemudian hari. Untuk itu, sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan, Kamu sebaiknya harus berpikir ulang.
2. Telat pulang kerja, perawat sih sering
IDN Times/Andra AdyatamaAgar kamu tidak bingung, mari kita buat simulasi, shift pagi perawat biasanya, masuk kerja mulai pukul 07.30 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB. Pukul 14.00 WIB terjadi pergantian shift dinas, setelah beres-beres dan operan, perawat shift pagi pulang, anggaplah sampai di rumah pukul 14.30 atau pukul 15.00.
Nah, Kamu tidak bisa selalu berpatokan bahwa setiap shift pagi pasangan Kamu harus tiba dirumah pukul 14.30 WIB atau pukul 15.00 WB. Sebab, di saat sedang bekerja, tiba-tiba saja ada pasien gawat darurat atau pasangan Kamu setengah jam menjelang pulang menerima pasien operasi emergency dan ia tim di kamar operasi yang terlibat langsung dalam pembedahan.
Otomatis, ia akan menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas, atau setidaknya hingga pasien memasuki tahap aman, meskipun shift sore telah datang dan siap menggantikannya. Kadang-kadang pasangan Kamu bisa molor pulang 3-4 jam, bahkan hingga malam. (udah nebak kan, pasti ngobrol ini itu ini itu)
Dengan kondisi demikian, Jika Kamu seorang perfeksionis dan selalu tepat waktu, maka Kamu wajib berpikir ulang untuk menikahi Perawat. Tapi harusnya kamu ga usah khawatir, bukankan menolong orang lain itu pekerjaan mulia?
3. Dalam satu minggu, ada dua malam kamu bakalan ditinggal sendirian di rumah
IDN Times / Aan PranataAku mencintaimu. Itu sebabnya aku tak pernah selesai mendoakan keselamatanmu. Entah Esok hari, entah lusa nanti. Semakin banyak pahit yang dialami, semakin banyak cerita menemani.
Ucapkanlah kata itu sebelum pasangan kamu berangkat dinas. Sebab, dalam satu minggu, Perawat yang dinas di Rumah Sakit dapat jatah dinas malam sebanyak 2 kali. Terkecuali bagi Perawat yang dinas di poliklinik, biasanya mereka hanya shift pagi.
Jika Kamu sudah memiliki anak (balita), dan istri kamu seorang perawat, Kamu bisa membayangkan bukan? Mengganti popok anak, menyiapkan susu botol dan menimangnya jika anak rewel tanpa di dampingi sang istri.
Memiliki suami atau istri Perawat, Kamu juga harus siap di tinggal di rumah sendirian atau hanya di temani balita saja, jika sudah punya anak. Saat sang suami atau istri menunaikan tugas merawat pasien. Kamu harus berani menghilangkan rasa takut, dan kamu juga harus kuat iman terhadap godaan setan terkutuk selama di tinggal pasangan. Untuk itu, ini juga salah satu alasan agar kamu berpikir ulang.
Ingin kembali ke jalan yang benar, tapi jalannya ditutup sama yang hajatan
4. Menjadi pasangan perawat sebaiknya tidak cemburuan
Pixabay/SasintBuya Hamka pernah bilang, cinta itu kerap kali berupa putus harapan, takut cemburu, hiba hati dan kadang-kadang berani. Sementara Mario Teguh mengatakan, Cemburu itu masalahmu, bukan masalah dia. Maka berlakulah elegan di dalam cemburumu.
Kamu juga harus membuang jauh-jauh prasangka buruk terhadap istri/suami yang berprofesi sebagai perawat, saat ia berangkat dinas malam, Kamu harus merelakan ia sepenuh hati bekerja. Karena, terbuka peluang untuk suami/istri 'kucing air' terpapar dengan dunia perselingkuhan, sebab pasangan shift malamnya kadang ada berlawanan jenis, dan kadang ia hanya berdua yang dinas malam dalam satu ruangan yang sama. Jika Kamu seorang yang pencemburu maka sebaiknya jangan menikah dengan perawat.
Pada dasarnya, apapun profesi pasangan kamu, akan selalu ada yang perlu disesuaikan. Demikian juga jika punya pasangan perawat. Yang penting Kamu mengetahui latar belakang profesinya, agar Kamu bisa memahami dan dapat mentolerir dan membuang jauh prasangka buruk.
Terakhir, Izinkan Saya, orang yang Ganteng karena turunan (Tapi pas tanjakan jelek lagi) memberi sebuah motivasi Maafkan jika senyumku tersembunyi dibalik air mata dan kata-kata mesra menjadi tanpa daya karena terperangkap dalam prasangka.
