5 Alasan Mengapa Kamu Harus KEPO Sama Diri Sendiri

Setiap orang pasti miliki yang namanya rasa ingin tahu. Itulah yang kita kenal sebagai knowing every people object alis KEPO.
Tapi, sering kali kamu hanya KEPO pada kehidupan orang lain. Coba sesekali ubah, sehingga kamu justru KEPO sama dirimu sendiri. Itu lebih menarik lho.
Penasaran alasannya? Simak tulisan ini sampai selesai.
1. Kamu harus tahu siapa dirimu

Pertama, kamu harus kenali dirimu sendiri. Cari tahu hal-hal yang menyakut dirimu seperti apa hobimu, potensi atau bakat apa yang sekiranya bisa kamu kembangkan?
Dengan begitu, kamu tidak kebingungan. Mau di bawa ke mana dirimu yang hebat punya kapasitas itu.
Misalnya, kamu ternyata punya kemampuan menulis. Tidak jago-jago amat sih, tapi kamu mengerti bagaimana merunutkan ide sehingga enak dibaca oleh orang lain. Maka, jadilah seorang penulis.
Tulislah apa yang kamu sukai, apa yang kamu alami, hingga apa yang ingin kamu bagikan kepada orang lain. Intinya, jadikan semuanya informatif dan edukatif.
Nah, dengan begitu, kamu mampu maksimalkan apa yang selama ini kamu miliki. Makanya, jangan abai sama dirimu. Cobalah KEPO hari ini, gali dan temukan seunik apa kamu.
2. Kamu harus cintai dirimu

Tak kenal maka tak cinta. Iya dong! Bagaimana mau cinta kenal saja belum. Perlu diperhatikan, itu tidak berlaku hanya untuk orang lain, karena ketahuilah itu bekerja pada dirimu. Tidak percaya? Mari buktikan.
Pikir kembali. Sejauh mana kamu melangkah hari ini. Sudah berapa banyak pengorbanan yang kamu lalui, berapa prestasi yang kamu raih, apakah itu tidak patut diapresiasi? Jawabannya ada sama dirimu.
Jika kamu hargai dirimu, maka kamu akan jatuh cinta kepadanya. Jangan-jangan selama ini ternyata kamu sekeren itu, hanya kamu tidak mau mengakuinya karena kamu terlalu sibuk kepo sama kehidupan orang lain.
Jadi, mulai hari ini hentikan. Mari berbalik arah. Lihatlah dirimu lebih jauh, dan temukan hal-hal yang membuatmu makin sayang sama dirimu.
3. Kamu harus menilik potensimu

Seperti sudah disebutkan di atas, kamu pasti punya potensi. Hanya saja kamu enggan mengangkatnya dan membiarkan potensi itu begitu saja seolah-olah tidak pernah ada. Padahal itu adalah anugerah yang semestinya kamu syukuri.
Tapi, bagaimana caranya kalau kamu tahu potensimu kalau kamu tengah asing padanya. Maksudnya, kamu tidak pernah ajak bicara dirimu. Perihal kekuatan yang selama ini tidak nampak, mungkin kamu tutupi dengan sikapmu yang bodoh amat sama dirimu sendiri.
Nah, maka hari ini buka kembali pikiranmu. Berlagaklah seperti ilmuwan yang giat meneliti. Tilik dirimu sampai kamu lihat fakta yang mengagumkan, bahwa kamu ternyata pribadi yang rajin, tidak suka malas-malasan, dan jarang mengeluh juga sayang sama keluarga.
4. Kamu harus tahu tujuanmu

Apakah kamu sudah tahu tujuanmu? Jika belum, mari duduk sejenak. Coba renungkan dan diskusikan kepada dirimu tentang ke mana kamu akan berlabuh. Perjalanan apa yang mesti kamu tempuh, apa amunisi yang harus kamu sediakan, kendaraan apa yang nantinya kamu tumpangi?
Itu semua kamu bisa peroleh kalau kamu sudah tahu dirimu yang sesungguhnya. Kalau tujuanmu ingin bersekolah atau bekerja ke luar negeri, maka sudah barang tentu bahasa Inggrismu harus mumpuni. Kamu tidak boleh berleha-leha. Belajar setiap hari jadi kewajibanmu.
5. Kamu harus tahu cita-citamu

Sejalan dengan tujuan, kamu juga meramu cita-cita. Apa yang selama ini kamu impikan, apa yang selama ini ingin sekali kamu wujudkan. Tentunya kamu butuhkan usaha dan doa. Berkelanjutan dan berkesinambungan.
Bagaimana tidak, perjalananmu mungkin panjang dan mungkin melelahkan.
Maka itu, kamu perlu jalin komunikasi dengan dirimu karea ia adalah pemberi motivasi yang paling kuat. Motivasi yang tidak ada duanya.
Karena sederet alasan di atas, kamu harus akrab sama dirimu sendiri. Tanya setinggi apa cita-citamu juga seberapa siap kamu berjuang, dan seberapa kuat hatimu untuk mengarungi masa depan. Kalau kamu sudah putuskan, maka jalani dan maju terus pantang mundur.
Sampai kamu benar-benar menginjakkan kaki di garis finisih bernama kesuksesan. Kemudian kamu bergumam "syukurlah, janji pada diriku terpati".