Viral Kayu Bernomor di Lokasi Bencana Aceh Ditemukan Relawan Sukabumi

- Relawan Sukabumi menemukan kayu bernomor di kawasan bencana Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
- Pendiri Relawan Sehati Gerak Bersama mengungkapkan kejanggalan dalam pohon tersebut dan kondisi di lapangan yang masih sulit.
- Kondisi di lapangan masih jauh dari normal dengan lumpur tebal, akses komunikasi sulit, dan kebutuhan mendesak para pengungsi.
Sukabumi, IDN Times - Sepekan peristiwa bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Barat dan Sumatera Utara, video sosial dihebohkan dengan penampakan nomor dalam kayu yang ikut hanyut dan meluluhlantakkan kawasan pemukiman warga.
Dalam batang kayu tersebut menunjukkan nomor-nomor yang menjadi bukti dugaan deforestasi. Nomor pada kayu tersebut diberi warna merah dan tertulis angka '3'. Tak disangka, kayu bernomor tersebut ditemukan oleh relawan asal Kabupaten Sukabumi.
1. Pengakuan relawan

Andri Kurniawan, selaku Pendiri Relawan Sehati Gerak Bersama merupakan pengunggah video dan diunggah ulang oleh beberapa akun lainnya. Dia mengatakan, kayu bernomor itu ditemukan tepatnya di kawasan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
"Batang kayu dengan nomor itu kami temukan di daerah Simpang Tiga, Pidie Jaya. Jumlahnya banyak," kata Andri, Jumat (5/12/2025).
2. Dinilai jadi kejanggalan

Matanya yang jeli langsung melihat kejanggalan dalam pohon tersebut. Ia menduga batang-batang tersebut bukan hanya hasil pohon tumbang akibat longsor, tetapi kemungkinan sudah lebih dulu mengalami aktivitas penebangan.
"Ada bekas gergajinya," ujarnya.
Meski begitu, ia belum dapat memastikan apakah cat merah dengan kode angka 3 itu merupakan penanda baru atau lama. Ia juga mengatakan belum sempat menggali keterangan dari warga sekitar lantaran saat ini ia lebih memprioritaskan tugas kemanusiaan.
3. Kondisi di lapangan

Andri bersama lima personel Relawan Sehati Gerak Bersama terjun ke lokasi bencana dengan membawa misi kemanusiaan. Hingga hari ini, kondisi di lapangan masih jauh dari kata normal.
"Lumpur sampai ada yang hampir memenuhi rumah, sangat tebal," tuturnya saat menggambarkan lokasi kejadian.
Selain itu, akses komunikasi pun masih sulit karena listrik sering padam dan sinyal yang hilang. Kondisi tersebut dinilai menantang bagi para relawan.
"Kami berharap dengan kehadiran relawan dari berbagai daerah, termasuk dari Sukabumi dapat sedikit meringankan beban para korban. Saat ini, kebutuhan mendesak para pengungsi adalah logistik, layanan kesehatan, serta alat berat untuk mengevakuasi material banjir agar mereka bisa segera kembali ke rumah," tutupnya.

















