Umuh Pastikan Persib Tolak Bonus yang Dikumpulkan dari ASN Jabar

- Umuh mencurigai jumlah bonus yang terkumpul dari ASN sudah lebih dari yang dibicarakan Sekda, namun sulit dipastikan karena harus dihitung ulang.
- Transparansi bonus sebaiknya atas nama pribadi agar jelas asal usul dananya, sementara ASN tidak bisa dipaksa untuk menyumbang.
- Sekda Jabar menyatakan bonus untuk Persib bersifat sukarela, tidak ada paksaan untuk ASN yang ingin menyumbang.
Bandung, IDN Times - Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar memastikan manajemen tidak akan menerima tambahan bonus Rp1 miliar yang dikumpulkan dari aparatur sipil negara (ASN). Terlebih dana tersebut baru mencapai sekitar Rp360 juta.
Menurutnya, jika bonus ini diberikan hanya dari perorangan tidak masalah karena mudah untuk dipertanggungjawabkan. Sedangkan, ketika dikumpulkan dari banyak orang lebih sulit untuk melakukan perhitungan secara detail.
"Tapi yang ini yang jadi ramai, masyarakat tahu Bobotoh tahu itu yang Rp1 miliar untuk pemain yang menggebu-gebu itu, sekda yang bicara, saudara Herman Sekda Jawa Barat. Itu saya belum menerima (uangnya)," kata Umuh ditemui di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Senin (30/6/2025).
1. Curiga uangnya lebih dari itu yang terkumpul

Umuh bahkan mencurigai uang yang terkumpul dari ASN sudah lebih dari yang dibicarakan Sekda. Namun, semua itu tetap harus dihitung ulang karena cukup sulit memastikan uangnya ada berapa.
"Saya curiga jangan-jangan dari ASN sudah Rp1 miliar, terus diberikan 350, itu yang kecurigaan saya. Jadi saya tidak mau terima, jadi dikembalikan dulu," kata dia.
2. Harus jelas transparansinya

Dia menyebut bahwa uang yang diberikan sebagai bonus sebaiknya dilakukan atas nama pribadi, atau memang ketika ada atas nama institusi uangnya itu sudah ada lebih dulu. Agak susah ketika yang akan diberikan itu harus dikumpulkan setelah diberitahukan seperti kemarin.
"Kalau memberi rincian semua percaya siapa aja yang menyumbang itu. Mereka uang dari mana belum jelas, ASN uang dari mana pribadi atau minta dari orang lain harus jelas juga. Harus ada rincian uang dari si A si B," kata Umuh.
Maka, uang yang berikan secara prbadi akan lebih murah diterima ketimbang dana urunan termasuk dari ASN. Dia pun berharap Bobotoh tidak ikut mempertanyakan bonus itu karena yang Rp1 miliar dari ASN tidak diterima oleh pemain maupun manajemen.
3. ASN tak bisa dipaksa urunan bonus

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman enggan memperpanjang urusan soal bonus untuk Persib yang berhasil keluar sebagai juara Liga 1 2024/25. Herman mengatakan, bonus untuk pemain Persib dari Pemprov Jabat bersifat sukarela, maka idak ada paksaan untuk ASN yang ingin menyumbang.
“Kan itu mah sukarela ya, kan saya kira sudah jelas,” kata Herman saat ditemui di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Herman tidak mau, hal ini jadi masalah yang berkepanjangan. Menurutnya, urunan sukarela artinya berapapun nominal yang akan disumbangkan ASN, pasti diterima. Ia pun enggan mengomentari lebih lanjut ihwal kekecewaan Bos Persib Umuh Muchtar, yang menyinggung janji bonus Rp1 miliar, tetapi hanya Rp365 juta,
“Kita mah sukarela ya, karea tidak boleh memaksa, harus sukarela. Sudah. Tidak ada komentar,” tegasnya.