Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sesar Baribis Membelah Cirebon, 5 Kecamatan Masuk Zona Waspada Gempa

ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189
ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189
Intinya sih...
  • Jalur Sesar Baribis melintasi 5 kecamatan di Cirebon
  • BPBD mencatat 5 kecamatan masuk zona patahan aktif, termasuk kawasan wisata Bukit Gronggong
  • BPBD mendorong mitigasi bencana dan kesiapsiagaan, serta terus memperbarui data kebencanaan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi. Peringatan ini disampaikan menyusul keberadaan jalur patahan aktif Sesar Baribis yang melintasi sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan kajian akademik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), sedikitnya lima kecamatan berada di zona yang dilalui patahan tersebut.

Sekretaris Badan BPBD Kabupaten Cirebon, Syamsul Huda, mengatakan kondisi alam yang sulit diprediksi menuntut kesiapsiagaan semua pihak. Selain banjir dan longsor yang kerap terjadi setiap tahun, ancaman gempa akibat patahan aktif juga perlu menjadi perhatian serius masyarakat.

1. Jalur Sesar Baribis masuk wilayah Cirebon

ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189
ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189

Syamsul menjelaskan, Sesar Baribis merupakan patahan aktif yang membentang panjang dari wilayah Karawang, Subang, hingga Majalengka, kemudian masuk ke Kabupaten Cirebon dari sisi barat. Di Cirebon, jalur sesar tersebut pertama kali teridentifikasi melintasi Kecamatan Dukupuntang.

“Di Dukupuntang, sebagian besar wilayahnya dilalui jalur patahan, mulai dari Desa Bobos ke arah selatan,” ujar Syamsul, Senin (22/12/2025).

Dari Dukupuntang, jalur patahan berlanjut menuju Kecamatan Sumber, termasuk kawasan Plangon. Menurut Syamsul, keberadaan sesar di wilayah tersebut dapat diamati dari kondisi infrastruktur jalan yang kerap bergelombang dan sulit diperbaiki secara permanen.

“Itu bukan karena pipa atau struktur lain, tapi karena pergerakan tanah akibat patahan aktif. Jadi jalannya selalu berubah,” katanya.

2. Lima kecamatan dan titik rawan

ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189
ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189

Selain Dukupuntang dan Sumber, BPBD mencatat jalur Sesar Baribis juga melintasi Kecamatan Karangsembung, Karangwareng, dan berakhir di Kecamatan Susukan Lebak. Dengan demikian, terdapat lima kecamatan yang masuk dalam zona patahan aktif di Kabupaten Cirebon.

Tak hanya permukiman warga, kawasan wisata seperti Bukit Gronggong juga disebut berada di jalur utama sesar tersebut. Hal ini menjadi perhatian karena wilayah itu cukup ramai dikunjungi masyarakat, terutama saat akhir pekan dan musim liburan.

“Dari peta yang ada, Bukit Gronggong termasuk jalur utama patahan aktif. Karena itu, semua pihak harus lebih waspada,” ucap Syamsul.

Ia menegaskan, keberadaan patahan ini merupakan hasil kajian ilmiah dan tidak bisa diabaikan. Meski tidak berarti gempa pasti terjadi dalam waktu dekat, potensi ancaman tetap ada.

3. BPBD tekankan mitigasi dan kesiapsiagaan

ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Faruk Tokluoğlu)
ilustrasi gempa bumi (pexels.com/Faruk Tokluoğlu)

BPBD Kabupaten Cirebon mendorong masyarakat di wilayah rawan untuk memahami langkah-langkah mitigasi bencana, seperti mengenali jalur evakuasi, memperkuat bangunan rumah, serta tidak panik saat terjadi guncangan.

Syamsul menekankan bahwa kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko korban jika sewaktu-waktu gempa terjadi. Ia juga mengimbau pemerintah desa dan kecamatan untuk aktif menyosialisasikan informasi kebencanaan kepada warga.

“Kita tidak pernah tahu kapan bencana datang. Tapi dengan kesiapan, dampaknya bisa diminimalkan,” ujarnya.

BPBD juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna memperbarui data kebencanaan dan memetakan wilayah rawan sebagai dasar perencanaan penanggulangan bencana.

Selain potensi gempa, BPBD menyebut banjir, banjir bandang, dan tanah longsor masih menjadi ancaman utama di Kabupaten Cirebon. Setiap tahun, sejumlah wilayah langganan terdampak bencana hidrometeorologi, terutama saat intensitas hujan tinggi.

Syamsul menambahkan, kemungkinan terjadinya tsunami di wilayah Kabupaten Cirebon tergolong sangat kecil. Oleh karena itu, fokus kewaspadaan lebih diarahkan pada bencana darat yang sering berulang.

“Intinya, masyarakat tetap waspada menghadapi kondisi alam yang akhir-akhir ini kurang bersahabat,” katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Getok harga, Oknum Juru Parkir Liar di Bandung Bakal Dibawa ke Barak Militer!

22 Des 2025, 19:45 WIBNews