Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sapoe Sarebu Dinilai Bagus, Tapi Cirebon Sudah Punya Duluan

WhatsApp Image 2025-06-17 at 12.34.15 (3).jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Gotong royong sudah jadi napas sosial warga CirebonImron menegaskan, nilai-nilai gotong royong telah lama hidup di masyarakat Cirebon, menjadi bagian praktik kehidupan sehari-hari.
  • Dedi Mulyadi angkat kembali spirit silih asih, silih asah, dan silih asuhProgram Sapoe Sarebu berangkat dari semangat menghidupkan kembali nilai tradisional Sunda: silih asih, silih asah, dan silih asuh.
  • Dukungan positif, tapi legalitas tetap diperhatikanMeski banyak mendapat sambutan positif, gerakan Sapoe Sarebu sempat menuai pertanyaan dari publik terkait mekanisme hukum pengumpulan dana oleh lembaga pemerintah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times- Pemerintah Kabupaten Cirebon menyambut positif gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengenai gerakan sosial Sapoe Sarebu atau Rereongan Poe Ibu.

Meski demikian, pelaksanaannya di daerah masih menunggu petunjuk teknis resmi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, menilai ide tersebut mengandung nilai luhur yang sejalan dengan karakter masyarakat Cirebon.

Menurutnya, program donasi sukarela Rp1.000 per hari itu dapat memperkuat solidaritas sosial jika dijalankan dengan sistem yang jelas dan transparan.

“Secara konsep bagus sekali, karena membangkitkan semangat kebersamaan yang mulai pudar. Tapi kita masih menunggu panduan resmi dari provinsi agar pelaksanaannya tidak menimbulkan kesalahpahaman,” ujar Imron, Rabu (8/10/2025).

1. Gotong royong sudah jadi napas sosial warga Cirebon

Calon Bupati Cirebon, Imron Rosyadi
Calon Bupati Cirebon, Imron Rosyadi

Imron menegaskan, nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan Sapoe Sarebu sejatinya telah lama hidup di masyarakat Cirebon.

Tradisi tolong-menolong, kata dia, bukan sekadar ajaran, melainkan bagian dari praktik kehidupan sehari-hari yang diwariskan turun-temurun.

Ia mencontohkan berbagai kegiatan sosial seperti sedekah bumi, sedekah laut, hingga kebiasaan warga saling membantu dalam hajatan.

Semua itu menjadi simbol nyata kalau masyarakat Cirebon memiliki budaya gotong royong yang kuat tanpa harus diatur oleh kebijakan pemerintah.

"Waktu kecil, kita sering lihat orang kampung saling bantu tanpa pamrih. Kalau ada tetangga hajatan, semua datang membantu. Jadi, bagi Cirebon, gotong royong bukan hal baru. itu sudah jadi bagian hidup kami,” tuturnya.

2. Dedi Mulyadi angkat kembali spirit silih asih, silih asah, dan silih asuh

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat sambutan di acara paripurna HJB ke-543 dk gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025). (Linna Susanti/IDN Times).
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat sambutan di acara paripurna HJB ke-543 dk gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (3/6/2025). (Linna Susanti/IDN Times).

Program Sapoe Sarebu yang digagas Dedi Mulyadi berangkat dari semangat menghidupkan kembali nilai tradisional Sunda: silih asih, silih asah, dan silih asuh.

Ketiga nilai itu melambangkan kasih sayang, saling menasihati, dan saling menjaga antarsesama.

Gerakan ini mengajak masyarakat untuk menyisihkan seribu rupiah per hari secara sukarela. Dana yang terkumpul akan diarahkan untuk membantu warga yang mengalami kesulitan pendidikan atau kesehatan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan rekening khusus serta sistem digital agar penyaluran dana berlangsung terbuka dan akuntabel melalui aplikasi Sapawarga dan kanal resmi pemerintah daerah.

3. Dukungan positif, tapi legalitas tetap diperhatikan

Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)
Dedi Mulyadi di Gedung KPK pada Senin (19/5/2025). (dok. Humas KPK)

Meski banyak mendapat sambutan positif, gerakan Sapoe Sarebu sempat menuai pertanyaan dari publik terkait mekanisme hukum pengumpulan dana oleh lembaga pemerintah.

Beberapa pihak mengingatkan setiap bentuk donasi publik harus mengikuti regulasi resmi agar tidak menimbulkan potensi pelanggaran administratif.

Menanggapi hal itu, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Sapoe Sarebu bukan pungutan wajib, melainkan murni partisipasi sosial. Pemerintah daerah tidak diperbolehkan melakukan pemotongan gaji ASN maupun mewajibkan siswa untuk ikut serta.

“Gerakan ini sepenuhnya sukarela. Tidak ada paksaan, tidak ada pemotongan otomatis. Ini soal kesadaran dan kepedulian,” tegas Dedi.

Dengan demikian, Kabupaten Cirebon memilih untuk menunggu kejelasan mekanisme dari pemerintah provinsi sebelum melangkah lebih jauh.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

PT Gajah Angkasa Sudah Lama Menang Tender Seragam TNI-Polri

08 Okt 2025, 13:32 WIBNews