Saat Miniatur Kapal Pinisi Bantu Difabel Bertahan di Tengah Pandemi

Purwakarta, IDN Times - Aep Saepudin (40 tahun) harus diacungi jempol. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, semangat dan kreativitas tetap tinggi. Warga Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta itu biasa memproduksi sangkar burung sejak 2011.
Setelah pandemik COVID-19, Aep tidak kehabisan ide. "Semenjak ada pandemi COVID-19, saya mulai membuat kerajinan lain seperti kerajinan miniatur kapal pinisi, dudukan lampu, dan sebagainya," katanya saat ditemui di rumahnya belum lama ini.
1. Hasil yang maksimal akan menguras tenaga dan pikiran

Kreativitasnya itu pun berbuah manis, karena karya-karyanya ternyata banyak mendapatkan peminat. Dengan begitu kerja kerasnya pun mampu menghasilkan keuntungan tambahan untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Aep menyadari, untuk mencapai hasil yang maksimal memang menguras tenaga dan pikiran. "Awalnya hasil pembuatan belum rapi. Saya terus pelajari dan coba membuat lagi. Yang penting, jangan menyerah dan terus berusaha," ujarnya.
2. Keterbatasan fisik tak menghambat kemandirian

Sejak kecil, Aep memang dikenal mandiri meskipun memiliki keterbatasan pada kedua kakinya. Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, ia hanya menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalan.
Ia sebenarnya tak bisa berjalan kaki sejak usia dua tahun. "Kata orangtua, saya terjatuh dari ayunan dan akibatnya saya tidak bisa berjalan lagi karena saraf-sarafnya sudah tidak berfungsi," kata Aep
3. Aep fokus memproduksi miniatur kapal pinisi

Sekarang, Aep tidak hanya bisa membuat sangkar burung tapi juga kerajinan tangan lain berbahan dasar kayu dan bambu. Salah satu produk yang banyak diminati pembeli ialah miniatur kapal pinisi atau perahu layar tradisional khas Sulawesi.
"Saat ini untuk pembuatan sangkar burung berhenti sementara, jadi fokus membuat beragam produk kerajinan lain," ujar Aep. Produknya itu dijual seharga Rp50 ribu hingga Rp500 ribu per unit, tergantung ukuran dan permintaan khusus dari pemesan.
4. Memanfaatkan internet untuk menjual produknya

Kondisi fisik ditambah dengan pandemi saat ini tak menjadi hambatan untuk tetap menghasilkan. Aep pun memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memasarkan produknya melalui media sosial.
Melalui sistem perdagangan daring itu Aep mendapatkan pesanan miniatur kapal layar dari salah perusahaan besar di Indonesia. Produk tersebut sedianya akan dijadikan hiasan di perkantoran mereka.