Puluhan Orang Ditangkap Polisi Diduga Provokator Aksi di Ciamis

- Proses hukum bagi pelaku perusakan
- Panggil orang tua dan pihak sekolah
- Lebih banyak aksi anarkis ketimbang orasi
Bandung, IDN Times - Puluhan orang yang melakukan aksi anarkis dengan melakukan pelemparan pada saat unjuk rasa di Kabupaten Ciamis, ditangkap aparat kepolisian, Sabtu (30/8/2025) petang.
Kapolres Ciamis AKBP Hidayatullah mengatakan, sebanyak 38 orang diduga provokator telah diamankan dan kini sedang menjalani pemeriksaan intensif di Satreskrim Polres Ciamis. Ia menyebut bahwa sebagian besar pelaku bukan warga asli Ciamis. "
Rata-rata yang kita data berasal dari Pangandaran, Banjar, dan Tasikmalaya. Jadi, jangan coba-coba bikin kacau Ciamis," kata Hidayatullah melalui siaran pers diterima IDN Times, Minggu (31/8/2025).
1. Sayangkan banyak pelaku di bawah umur

Kapolres memastikan bahwa semua pelaku perusakan akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. Barang bukti berupa foto dan video telah dikumpulkan untuk memperkuat proses hukum. Ia menegaskan tidak akan pandang bulu dalam menindak pelaku perusakan fasilitas negara,ĺ termasuk yang mengakibatkan tujuh personel Polres Ciamis terluka.
Meski sempat terjadi kericuhan, situasi kota kini berangsur kondusif berkat sinergi antara aparat dan warga. Hidayatullah juga menyoroti adanya keterlibatan anak di bawah umur dalam aksi ricuh tersebut. Ia mengungkapkan keprihatinannya melihat anak usia 15-16 tahun yang hanya ikut-ikutan namun menjadi korban atau bahkan pelaku perusakan.
2. Segera panggil orang tua pelaku unras

Ia menambahkan, Polres Ciamis akan memanggil orang tua dan pihak sekolah untuk membuat pernyataan resmi, sebagai upaya preventif. Sekali lagi, mari kita bersinergi menjaga Ciamis dari kelompok anarkis yang ingin membuat kerusuhan.
"Kami mengimbau para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam kegiatan melanggar hukum," katanya.
3. Lebih banyak aksi anarkis ketimbang orasi

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, saat ini memang lebih banyak anak di bawah umur yang melakukan aksi khususnya yang berada di daerah Bandung. Mereka melakukan unjuk rasa secara anarkis ketimbang melakukan orasi.
"Mereka tidak menyampaikan orasi tetapi langsung melakukan pelemparan dan juga perusakan seperti ketahui kita ketahui bersama banyak sekali di media adanya fasilitas umum yang dirusak oleh mereka dan juga adanya perkantoran baik itu perkantoran pos polisi kemudian juga adanya kantor DPRD dan juga mess MPR," ungkap Hendra.