Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pemkot Bandung Tak akan Angkut Sampah Warga Bila Tak Dipilah

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/@karolina-grabowska)

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai menerapkan slogan ‘Tidak Dipilah, Tidak Diangkut’ pada sampah yang dibuang masyarakat. Hal ini menyusul upaya pemerintah dalam mengurangi ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti yang hampir overload. Pengurangan ritase ini dari 172 menjadi 140 rit per hari.

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara mengingatkan seluruh lapisan masyarakat Kota Bandung akan pentingnya pengolahan sampah di hulu. Ia juga mengajak seluruh masyarakat berkaca pada suksesnya 383 RW di Kota Bandung menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS).

"Di Kota Bandung ini sudah dilakukan hal yang bagus dan berhasil. Contohnya itu ada 22,5 persen dari seluruh RW yang ada di Kota Bandung yang sudah berhasil mengelola sampah. Residunya itu sisanya saja, tinggal 30 persen. Artinya ini pernah dilakukan program kebijakan pengurangan di hulu," kata Koswara, Senin (28/10/2024).

1. Bisa ada pengurangan hingga 70 persen sampah

Ilustrasi penanganan sampah medis. (Dok. RSUD Kota Malang)

Koswara menyebut, jika 383 KBS ini jadi role model dan dapat diikuti oleh 1596 RW di Kota Bandung, maka dengan asumsi pengurangan sampah total 70 persen dari 1.800 ton per hari (perkiraan angkutan sampah Kota Bandung ke TPA). Artinya, total sampah Kota Bandung tersisa sekitar 540 ton saja yang harus diangkut ke TPA.

Saat ini para Camat yang menjadi bagian dari Satgas Penanganan Sampah Kota Bandung langsung mengerahkan aparat kewilayahan berjaga di TPS-TPS untuk memastikan tagline Tidak Dipilah Tidak Diangkut berjalan.

"Dengan semua yang kita lakukan, ini bisa menjadi sebuah langkah ke depan bagi Pemkot Bandung untuk merespon semua persoalan perkotaan," ujar Koswara.

2. Penyusuan rencana detail sedang disipakn

ilustrasi mengumpulkan sampah (pexels.com/ron-lach)

Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung selaku Ketua Satgas Penanganan Sampah Kota Bandung Dharmawan menargetkan pengurangan sampah minimal 30 persen ke TPS, dari masing-masing Kecamatan dan Kelurahan.

Ia menegaskan, hal ini harus tercapai dengan berbagai upaya. Kunci suksesnya adalah pemilahan sampah di rumah tinggal atau sumber, dan di setiap cluster, yang apabila optimal maka setengah masalah sudah teratasi.

"Rencana kerja detail secara paralel terus disusun, tagline tidak dipilah tidak diangkut dimulai hari Senin pada 28 Oktober 2024. Ini bertepatan dengan momen peringatan Hari Sumpah Pemuda," ucapnya.

3. Bandung sempat kena tegur Gubernur Jabar

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. (Rizki/IDN Times)

Penanganan sampah di Kota Bandung mendapatkan teguran dari Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin. Salah satu yang menjadi sorotan yaitu kuota pembuangan sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang tidak sesuai target.

Menurutnya, kuota pembuangan sampah di TPA Sarimukti yang sudah diputuskan bersama dengan wilayah Bandung Raya, seharusnya ditindaklanjuti, bukan justru melebihi kuota yang ada.

"Itu kan sedang ditekan pengirimannya untuk yang ke Sarimukti, tapi memang Kota Bandung malah meningkat kan, jadi harusnya 170 turun ke 130, ini malah meningkat jadi 185, 166 rate seharinya," ujar Bey, Selasa (22/10/2024).

Kondisi itu disebutkannya harus turut menjadi perhatian Pemkot Bandung. Di sisi lain, masyarakat harus turut disadarkan dalam memilah sampah dan menyelesaikannya di lingkungan rumah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us