Ilustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)
Sementara itu, di Bandung Barat sudah ada 13 desa yang lahan persawahannya mengering imbas dari kemarau panjang akibat fenomena El Nino. Kepala DKPP Kabupaten Bandung Barat Lukmanul Hakim seluruh lahan yang kekeringan ada di empat kecamatan yakni Cililin, Sindangkerta, Cihampelas, dan Batujajar, dengan total lahan persawahan yang mengalami kekeringan sejauh ini ada 178 hektare.
Dari sisi sebaran, lahan persawahan di Batujajar tercatat sebagai kecamatan mengalami kekeringan terluas dengan luas 113 hektare, disusul Cililin seluas 33 hektare, Sindangkerta seluas 22 hektare, dan Cihampelas seluas 13 hektare.
"Jumlah ini mungkin bisa terus bertambah karena BMKG memprediksi fenomena EL Nino akan berlangsung sampai akhir tahun," kata Lukmanul Hakim dilansir ANTARA.
Dengan kejadian kekeringan ini, produksi padi dipastikan mengalami penurunan, termasuk di Kecamatan Batujajar yang dikenal memiliki lahan pertanian padi produktif yang cukup luas.
Bahkan Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, menjadi desa yang mengalami kekeringan persawahan paling luas bukan saja satu kecamatan, tapi juga satu kabupaten, dengan luas kekeringan persawahan mencapai 40 hektare.
Atas kondisi ini, Lukman menyebut bahwa DKPP menyiapkan dua skema, yang pertama, bagi para petani pemerintah menyiapkan insentif. Sementara itu untuk lahan kering, pemerintah mengupayakan dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air yang juga sebagai langkah jangka panjang.
"Untuk pemberian insentif memang sifatnya hanya sementara (saat kekeringan). Jangka panjangnya kami buat dukungan infrastruktur sumur bor dan mesin sedot air dari sungai Citarum," tutur Lukman.