Bandung, IDN Times - Program murid masuk barak militer di Jawa Barat masih menjadi perdebatan. Selain aturan yang belum jelas, karakteristik siswa yang dinilai menyimpang, hingga dampak jangka panjang, masih belum bisa dipastikan.
Ombudsman Provinsi Jawa Barat memberikan catatan yang harus diperbaiki agar program ini bisa berjalan dan memberikan dampak pasitif untuk siswa.
Kepala Ombudsman Jabar Dan Satriana mengatakan, opini yang mendukung dan mengkritik program ini merupakan hal yang biasa dan perlu dianggap sebagai partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. Sayangnya, opini tersebut antara lain dipengaruhi penyampaian informasi yang tidak lengkap oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sebagian besar informasi program diperoleh masyarakat melalui pernyataan lisan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, di berbagai media sosial yang tidak dapat memuat informasi lengkap. Meskipun kemudian disosialisasikan melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Barat tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat Menuju Terwujudnya Gapura Panca Waluya, tetapi belum memberikan informasi lengkap mengenai tujuan, sasaran, dan pelaksanaan pembinaan khusus ini.
"Padahal keterbukaan sebagai salah satu asas pelayanan publik penting untuk mewujudkan kepastian hukum serta meningkatkan kualitas partisipasi dan pengawasan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik," kata Dan Satriana, Rabu (14/5/2025).