Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Melihat Sesar Baribis di Majalengka, Potensi Gempa Bumi

1718252349-2349519.jpg
Proses penelitian sesar (brin.go.id)
Intinya sih...
  • Gempa besar terjadi pada 1990 dan 2001
  • 2025, tercatat dua kali gempa dengan magnitudo kecil
  • Yayasan Skala Indonesia lakukan ekpedisi baribis pada 2024
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times- Kabupaten Majalengka masih masuk dalam kategori daerah rawan bencana alam. Geografis Majalengka yang terdiri dari dataran tinggi dan rendah, membuat daerah ini senantiasa dilanda bencana seperti tanah longsor dan banjir saat musim hujan.

Di luar itu, gempa bumi juga dinilai berpotensi terjadi di Majalengka. Pasalnya, Kabupaten Majalengka juga dilalui oleh sesar baribis.

"Kalau daerah Majalengkanya, sesar ini dari mulai Kadipaten, sampai Sukahaji. Nah, di antara dua daerah itu, sesar ini melintas Desa Baribis, Kecamatan Cigasong," kata Penata penanggulangan bencana ahli pertama BPBD Majalengka Fery Ferdianto.

Sesar ini, sebelumnya disebut dengan sesar baribis. Namun kini sesar itu kini disebut west java back arc thrust atau sesar naik busur belakang Jawa Barat.

"Sesar aktif memanjang dengan beberapa segmen di utara Jawa Barat, " jelas Fey, demikian dia biasa disapa.

1. Picu gempa besar pada 1990 dan 2001

ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189
ilustrasi gempa bumi (freepik.com/user189

Dari catatan di BPBD, back arc thrust sempat memicu gempa dengan dampak yang cukup besar. 1990 lalu, tepatnya pukul 07. 16.21 tanggal 6 Juli, terjadi gempa dengan magnitudo 5,8 yang dipicu back arc thrust.

"Majalengka VIII MMI, Jakarta II MMI, Bandung III MMI," kata dia.

Lebih dari 100 orang luka dan ribuan bangunan di beberapa kecamatan mengalami kerusakan. "Luka parah 22 orang dan 99 orang luka ringan," jelas Fey.

Gempa besar dengan magnitudo 5,3 kembali terjadi pada 2001. Pada gempa yang terjadi pukul 10.46.28 tanggal 28 Juni, getaran dirasakan dengan skala VI-VII MMI di Majalengka, dan III MMI wilayah Bandung, Ciamis, dan Tasikmalaya.

"Korban luka-luka puluhan. Adapun kerusakan tercatat 891 rumah sangat parah, 587 rusak parah, 5547 rusak ringan. Ada juga fasilitas umum yang terdiri dari masjid, sekolah kantor dengan rincian 127 bangunan rusak sangat parah, 39 sangat rusak, dan 112 rusak ringan," papar Fey.

"Data dari katalog Gempa pemerintah kolonial Belanda, tercatat beberapa kali terjadi gempa dari sesar back arc thrust. Terjadi dari 1842 sampai 1890," lanjut Fey.

2. 2025, tercatat dua kali gempa dengan magnitudo kecil

ilustrasi Gempa bumi mengguncang Cilacap (google.com/tribunjogja.com)
ilustrasi Gempa bumi mengguncang Cilacap (google.com/tribunjogja.com)

Gempa bumi yang dipicu aktifitas sesar back arc thrust sempat terjadi pada 2025 ini. Sedikitnya terjadi gempa bumi sebanyak dua kali yakni dengan titik pusat di Cipaku, Kecamatan Kadipaten dan Cikeusik Kecamatan Sukahaji.

"Magnitudonya relatif kecil. Yang Cipaku di angka 1 dan Cikeusik di angka 2. Sehingga banyak warga sekitar yang tidak merasakan," kata Fey.

Terkait keberadaan sesar back arc thrust, Fey menjelaskan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah, di antaranya imbauan kewaspadaan. "Kami juga membuat rambu-rambu evakuasi," jelas dia.

"Untuk evakuasi, kami melakukan sosialisasi dengan mengambil lapangan untuk titik evakuasi, " lanjut dia.

3. 2024, Yayasan Skala Indonesia lakukan ekpedisi baribis

Ilustrasi sedang melakukan riset (Pexels.com/Ivan Samkov)
Ilustrasi sedang melakukan riset (Pexels.com/Ivan Samkov)

Sementara itu, penelitian terkait sesar back arc thrust terus dilakukan. Terbaru, Yayasan Skala Indonesia melakukan ekpedisi baribis dengan menggandeng BRIN dan ikatan ahli geologi.

"2024 ada ekspedisi sesar Baribis dari Yayasan Skala dengan melibatkan BRIN dan ikatan ahli geologi," papar Fey.

Dikutip dari brin.go.id, BRIN melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah melakukan penelitian mengenai sesar aktif utama di pulau Jawa, yaitu Sesar Baribis-Kendeng. Sesar itu memanjang dari barat hingga timur dan ada di bagian belakang (utara) busur vulkanik Jawa.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo mengatakan, Sesar Baribis-Kendeng merupakan sebuah sistem sesar yang kompleks dan besar, yang disebut Java Back-arc Thrust.

“Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi melalui daerah selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan di daerah Bogor,” jelas Sonny dalam artikel yang diunggah 13 Juni 2024 dengan judul 'BRIN Teliti Sesar Baribis-Kendeng' itu.

Aktivitas penelitian Sony sudah berlangsung sejak 2019 lalu. Dalam kurun waktu itu, Sony melakukan penelitian di Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor dengan pendanaan dari LPDP (proyek S3 di Universite Grenoble Alpes), Rumah Program Kebencanaan, dan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN).

“Di tahun ini, Yayasan Skala Indonesia mengadakan Ekspedisi Sesar Baribis, dan saya ikut membantu menjadi narasumber di daerah Subang,”jelas dia.

Dijelaskannya, tujuan penelitian itu untuk mengetahui lokasi jalur sesar aktif-pernah bergerak setidaknya sejak 11 ribu tahun lalu-yang melalui kota-kota padat penduduk. Dengan demikian, kewaspadaan terhadap bahaya gempa bisa lebih ditingkatkan.

“Selain itu, ketika kita mengetahui ada indikasi aktif dari data geodesi dan seismisitas, perlu dikonfirmasi secara geologi apakah benar aktif atau tidak,” papar dia dalam artikel itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Seorang Mahasiswa Meninggal Usai Kecelakaan Tunggal di Tol Cisumdawu

13 Okt 2025, 16:44 WIBNews