Batal Dikirim ke Persib, Bonus Patungan ASN Jabar untuk Air Bersih Karawang

- ASN Jabar menyumbangkan bonus sebesar Rp400 juta untuk bantuan air bersih di Karawang, setelah ditolak oleh manajemen Persib.
- Gubernur Dedi Mulyadi mengalokasikan dana APBD sebesar Rp700 juta untuk bantuan air bersih, namun mekanisme tender memakan waktu.
- Persib menolak uang bonus dari Pemprov Jabar karena terbebani dengan janji bonus untuk staf dan penggawa Persib, sehingga uang itu dialihkan ke program bantuan air bersih.
Bandung, IDN Times - Persoalan bonus sukarela dari ASN Pemprov Jawa Barat yang ditolak oleh Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar, kini telah selesai. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM memutuskan uang yang terkumpul Rp400 juta ini akan disumbangkan untuk air bersih warga di Kabupaten Karawang.
Keputusan ini diambil setelah Dedi mendengar langsung keluhan warga dari sebuah wilayah di Karawang yang selama ini hanya mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Menurutnya hal tersebut ironi karena Kabupaten Karawang yang banyak industri megah justru masih mengalami kesulitan air bersih.
"Di Karawang, ada ibu-ibu protes mereka berpuluh-puluh tahun tidak mendapat suplai air bersih. Di satu sisi ada kompleks industri megah menghasilkan puluhan miliar Rupiah pajak setiap tahun, di sampingnya ada rakyat, dengan 210 rumah hidup dari air hujan," kata Dedi, Kamis (3/7/2025).
1. Digunakan untuk pasang paralon dan infrastruktur lainnya

Di sisi lain, persoalan itu sebenarnya sudah direspons dengan pengalokasian dana dari APBD sebesar Rp700 juta. Hanya saja, kata Dedi, mekanisme tender yang memakan waktu membuat semuanya terasa lambat, dan dirinya tak ingin warga menunggu lebih lama.
Oleh kare itu, Dedi memastikan Pemprov Jabar telah mengirimkan bantuan air bersih selama sepuluh hari, masing-masing enam tangki per hari.
"Tapi saya berpikir bagaimana caranya uang bisa digunakan untuk pasang paralon. Berapa biayanya? Rp700 juta, bisa (dikurangi) jadi Rp500 juta," ujarnya.
2. Sindir pihak yang sebut uang tersebut haram

Dedi pun kemudian terpikir soal dana bonus yang telah diberikan untuk Persib namun kemudian dikembalikan. Di sisi lain, Dedi turut menyindir soal kekhawatiran dana tersebut tidak sepenuhnya halal, sehingga Persib ragu menerimanya.
"Kebetulan saya tanya ke Pak Sekda, kemarin dana bonus buat Persib ada enggak? Kalau ternyata Persib ragu menerimanya, takut uangnya tidak halal, gitu," ungkap Dedi.
Melihat situasi tersebut, Dedi lalu memutuskan untuk mengalihkan dana tersebut ke program bantuan air bersih bagi warga Karawang. Total dana yang dialihkan dari bonus untuk Persib sebesar Rp400 juta.
"Ya sudah, tanya sama ASN-nya, bagaimana kalau uang itu kita berikan kepada mereka yang membutuhkan air? Dengan uang ini, satu bulan ke depan air mereka ngalir. Lebih manfaat," katanya.
"Berapa punya duit? Rp400 juta. Sudah kasihkan. Nanti kalau kurang, saya tambah dari saku pribadi," kata dia.
3. Umuh Muchtar kembalikan bonus ASN Pemprov Jabar

Sebelumnya, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar mengungkapkan, jika manajemen menolak uang bonus dari pemerintah daerah itu. Itu karena Pemprov terbebani dengan janji bonus untuk para staf dan para penggawa Persib.
"Uang yang dijanjikan Rp1 miliar itu Sekda sudah berkoar-koar ke mana-mana dan sudah memberikan uang kadedeuh dikumpulkan Rp365 juta. Sudah diinstruksikan kepada staf di Persib, saya tolak," kata Umuh di Bandung, Jumat (27/6/2025).
Umuh mengaku, tidak mau hal ini kelak menjadi masalah dari pemberian bonus Persib juara ini. Untuk menghindari konflik berkepanjangan, dia memutuskan untuk menolak dan mengembalikan uang yang sudah diberikan Pemprov.
Pemprov Jabar dinilai terbebani dengan janji bonus yang sebelumnya dilontarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dalam pawai Persib juara. Seharusnya, pemerintah jangan asal berjanji akan memberikan bonus miliaran rupiah bila memang sulit untuk dilakukan.
"Saudara Herman, Sekda Jabar hati-hati ya, uang Rp1 miliar itu gaK susah karena dia menyusahkan sendiri. Apa yang sudah dijanjikan, harusnya jangan bicara dulu, nanti dikumpulkan berapa adanya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Umuh menegaskan, klub akan tetap menolak bonus yang diberikan Pemprov, sekalipun nominalnya nanti terkumpul Rp1 miliar.
"Ditolak. Karena apa? Riskan, kecuali ada rinciannya. Kalau tidak jelas ini yang jadi masalah buat saya, tanggungjawabnya bagaimana?" katanya.
Diketahui, Umuh Muchtar sendiri merupakan bapak kandung dari Wagub Erwan Setiawan yang sebelumnya berkonflik dengan Herman Suryatman. Erwan menuding Herman sudah banyak bekerja di luar kewenangannya dan mengambil peran Wakil gubernur.
Pernyataan Umuh menolak uang pemberian ASN ini juga disampaikannya saat muncul konflik anaknya dengan Herman. Hanya saja, konflik antar keduanya telah selesai dan berkahir damai.
Baik Erwan dan Herman kini sudah islah dan memastikan akan bekerja sesuai tugas masing-masing. Namun, Umuh Muchtar belum mengeluarkan pernyataan terbaru setelah peristiwa islah tersebut.