Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan bisa menjawab tantangan kasus kekurangan gizi di Indonesia. Program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto ini harus bisa mengatasi persoalan dan bukan hanya ceremonial.

Saat ini, Komisi IX DPR RI bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) terus melakukan kolaborasi untuk mensosiliasikan progam strategis nasional MBG. Program MBG akan menargetkan 4 sasaran utama yakni bayi usia 1 sampai 2 tahun, anak-anak, ibu menyusui, dan ibu hamil untuk mengurangi rasio angka gizi buruk di Jawa Barat khususnya Kab Bandung.

BGNmerupakan Lembaga Negara non-Kementerian yang berdedikasi untuk pemenuhan gizi nasional. BGN fokus dalam mendukung penuh program Makan Bergizi Nasional (MBG) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

Acara sosialisasi program MBG dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Asep Romy Romaya, Staff Ahli Sesdeputi Bidang Prokerma BGN Kolonel Cba R. Wira, serta tokoh masyarakat Kabupaten Bandung.

1. Atasi permasalahan gizi di daerah

Ilustrasi: Pengolahan MBG di SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Anggota Komisi IX DPR RI Asep Romy Romana menyampaikan mengenai pentingnya program MBG sebagai tujuan untuk mengatasi berbagai macam permasalahan gizi dengan asupan gizi yang tercukupi.

“Program ini akan membantu mengurangi angka gizi buruk, mencukupi gizi anak-anak, mencukupi gizi ibu hamil, dan membantu menanggulangi stunting,” ucap Asep Romy.

Selain itu, Program MBG juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Badan Gizi Nasional akan menggandeng petani, peternak, dan nelayan setempat dalam memasok bahan baku makanan untuk dapur sehat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Program MBG juga akan membatu sektor perekonomian lokal di mana dapur MBG membeli bahan masakan dari pengusaha lokal atau dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), selain itu terbukanya lapangan kerja baru karena dapur untuk MBG membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit,” jelas Asep Romy.

2. Harus menjadi langkah pengembangan individual berkualitas

Editorial Team

Tonton lebih seru di