Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Beras di Kota Bandung Naik, Pelaku UMKM Was-was!

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Harga beras di Kota Bandung mengalami kenaikan sejak dua bulan kemarin. Seperti di Pasar Kosambi, sejumlah harga beras pangan lokal hingga ketan mengalami kenaikan yang membuat para pembeli mengeluh.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Kosambi, Rahmat Kurnia (60 tahun) mengatakan, harga beras sejak dua sampai tiga bulan kemarin tidak dalam kondisi normal. Rata-rata beras mengalami kenaikan Rp500-Rp1.000.

"Sekarang krisis, barang rada susah kenaikan dua bulan kemarin kurang normal. Kenaikan beras lokal Rp500 sampai Rp1.000. Panen sih panen tapi hasil belum memuaskan," ujar Rahmat saat ditemui IDN Times, Selasa (31/12/2024).

1. Harga ketan naik signifikan

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Adapun harga beras di Pasar Kosambi untuk per kilogramnya seperti beras pangan jenis Pandan Wangi saat ini harganya naik jadi Rp17.000, sebelumnya hanya Rp16.000. Kemudian harga beras SR dari Rp15.000 naik ke Rp16.000.

Kemudian harga ketan hitam, tergolong naik signifikan dari Rp25.000 sampai Rp26.000 sekarang Rp30.000. Menurut Rahmat, harga naik ini ada kaitannya dengan keputusan pemerintah memberlakukan kenaikan PPN 12 persen pada awal 2025.

"Itu ketan padahal baru panen, karena itu ada PPN itu bandar khawatir akhirnya disimpan dulu, sekarang ketan putih dari Rp22.000 jadi Rp24.000 ribu," ucapnya.

2. UMKM was-was ditinggal pembeli

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara, beras cadangan pemerintah SPHP mengalami kenaikan setelah Pilpres 2024. Adapun harga saat ini untuk lima kilogram menjadi Rp62,500. Untuk persediaan sendiri, dikatakannya di pasar tergolong aman. Namun kondisi kenaikan sejumlah harga beras lokal menjadi momen yang berbeda dengan tahun sebelumnya.

"Kondisi ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Setiap moment besar seperti nataru hari besar ada kenaikan, tapi ini sebelumnya sudah naik, karena PPN itu tadi nampaknya," katanya.

Sementara, pelaku UMKM bubur yang membeli beras ketan, Ani (40 tahun) mengatakan, kenaikan ini sangat memberatkan terutama kepada usahanya yang kini baru saja berjalan.

"Kalau saya rada berat, pedagang kecil yang belum stabil saya juga baru mulai, takutnya tidak ada beli. Awal Januari pasti ada kenaikan dan mulai terasa. Ketan 30 ribu, naik lima ribu," katanya.

Dengan begitu, Ani mengharap pemerintah bisa mempertimbangkan ulang hingga membatalkan kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen yang akan diberlakukan awal tahun 2025.

"Harapannya dibatalkan kita juga susah juga kan dari pusat. Kerasa banget," katanya.

3. Kebutuhan bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)
(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Sementara, beberapa kebutuhan bahan pokok lainnya di Pasar Kosambi juga mengalami kenaikan. Seperti harga telur, per kilometer harganya Rp31.000 sebelumnya hanya Rp27.000. Namun, untuk harga minyak tidak mengalami kenaikan harga.

"Minyakita harga Rp15,7 rebu dua liter. Tapi sebelumnya harganya Rp14.000 itu sudah lama, barangnya jarang. Harga minyak curah sebulan lalu naik per kilo Rp21.000 sebelumnya Rp19.000," ucap pedagang sembako di Pasar Kosambi, Anisa Lestari (41 tahun).

Kemudian, tepung juga tidak ada yang naik, harga tepung biasa satu kilogram Rp9.000, sementara tepung segitiga Rp11 ribu. Anisa mengatakan, tidak sampai saat ini belum ada kenaikan kebutuhan pokok berdasarkan PPN 12 persen.

"Barang belum kena 12 persen di bon belanjaan barang masuk masih 11 persen. Kayaknya awal tahun naik. Kemarin barang masuk masih 11 persen naik jadi berapa belum tahu," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Azzis Zulkhairil
EditorAzzis Zulkhairil
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Peluncuran Buku ‘Jejak Emas dari Atas’, Angkat Kisah Candra Wijaya

13 Sep 2025, 21:52 WIBNews