Gubernur Dedi Minta Polisi Pastikan Preman Jangan Ganggu Iklim Usaha

- Gubernur Jawa Barat meminta kepolisian memberikan rasa aman bagi pelaku usaha besar hingga kecil
- Iklim usaha dan investasi harus dijaga untuk perekonomian yang baik dan menurunkan angka pengangguran
- Kepolisian berupaya memberantas premanisme di berbagai sektor dengan pembinaan dan pelatihan
Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta aparat kepolisian dari Polda Jabar dan Polda Metro Jaya bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat termasuk para pelaku usaha besar hingga kecil. Rasa aman ini salah satunya dengan meminimalisir aksi premanisme yang kerap merasahkan.
Dedi menyebut iklim usaha dan investasi harus dijaga karena ini bisa berdampak baik pada perekonomian. Dengan ekonomi yang tumbuh maka semakin banyak serapan tenaga kerja sehingga bisa menurunkan angka pengangguran.
"Kita ada upaya yang akan dilakukan memperkuat keamanan di setiap kawasan dan zona industri, kemudian menumbuhkan iklim ekonomi yang kondusif, melindungi UMKM, ada ketenteraman di pasar dan di berbagai tempat lainnya," kata Dedi usai menggelar rapat di Gedung pakuan bersama aparat kepolisian dan perwakilan kepala daerah, Jumat (16/5/2025).
1. Bakal bangun pos keamanan di titik rawan preman

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan mengatakan, melalui komitmen bersama ini kepolisian dan pemerintah se-Jawa Barat berupaya untuk memberangtas para preman yang sering meresahkan. Nantinya selain polisi, TNI hingga Satpol PP pun bakal dikerahkan demi menjaga keamanan.
"Kita akan membangun pos-pos di tempat perindustrian dan kita akan jamin investasi di Jawa Barat," ujar Rudi.
Dalam operasi pekat sebelumnya, setiap kepolisian di daerah telah mengamankan preman yang mengganggu. Mereka kemudian didata untuk ke depannya mendapatkan pembinaan agar tidak melakukan hal negatif serupa.
2. Preman ada di segala lini

Menurutnya, saat ini preman-preman bukan hanya ada di kawasan industri atau pasar saja. Mereka sudah menjelma di berbagai sektor baik itu pemukiman warga sampai ke kawasan pedagang kecil, hingga parkir liar. Karena sudah terlalu banyak maka keberadaan preman ini menjadi masalah sosial baru yang muncul di masyarakat.
Meski demikian, keberadaan preman ini, lanjut Rudi, kemungkinan besar karena mereka pun sulit dalam perekonomian sehingga membutuhkan uang untuk hidup sehari-hari. Alhasil menjadi preman adalah jalan pintas.
"Kenapa dia jadi preman, karena tidak terlatih segala macam cari makan, kita siapkan dia jadi manusia yang berguna, dengan salah satunya pendidikan. Kita dukung," kata dia.
3. Siapkan skema pembinaan preman

Di sisi lain, Pemprov Jabar dan kepolisian berencana untuk memberikan pembinaan secara resmi kepada para preman ini. Mereka nantinya bisa belajar kedisplinan dan pelatihan lainnya agar mampu bekerja dan tidak berada di jalanan seperti sekarang.
"Tadi pak Gubernur mencanangkan di SPN akan dikaji untuk pembekalan ya, supaya dia berubah, mindsetnya (pemikirannya) berubah kemudian dia mau bekerja. Terdedikasi yang baik sehingga siap mencari pekerjaan," kata Rudi.