Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Alun-alun Surya Kencana (instagram.com/alunalunsuryakencana)

Kabupaten Cianjur, IDN Times - Aktivitas kegempaan Gunung Gede, yang terletak di wilayah Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor, Jawa Barat, mengalami peningkatan signifikan pada 1 April 2025. Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Gede di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, terjadi lonjakan jumlah gempa vulkanik dalam (VA) hingga 21 kali dalam rentang waktu enam jam sejak tengah malam.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid menyatakan bahwa rata-rata kejadian gempa vulkanik dalam selama Maret 2025 hanya berkisar 0–1 kali per hari.

"Peningkatan ini mengindikasikan adanya tekanan dalam tubuh gunung yang berpotensi memicu letusan freatik atau hembusan gas berbahaya di sekitar kawah," kata Wafid dalam keterangan resminya yang diterima IDN Times, Kamis (3/4/2025).

1. Kawah Wadon jadi pusat aktivitas

Potret Gunung Pangrango dari Puncak Gunung Gede (commons.wikimedia.org/Lo2asinamura)

Gunung Gede, yang memiliki ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut (mdpl), terakhir kali meletus pada tahun 1957 dari Kawah Ratu dengan kolom letusan mencapai 3.000 meter. Namun, saat ini, aktivitas lebih banyak terpantau dari Kawah Wadon.

Pada periode 1-31 Maret 2025, ketinggian asap kawah tercatat berada di kisaran 50-100 meter di atas puncak. Meski belum ada indikasi letusan besar, peningkatan jumlah gempa menjadi sinyal adanya pergerakan magma atau tekanan gas di dalam tubuh gunung.

"Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada tubuh Gunung Gede dengan potensi bahaya berupa letusan freatik maupun hembusan gas gunung api di sekitar kawah yang dapat membahayakan jiwa, jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman," katanya.

2. Status masih normal, tapi ada larangan mendekati kawah

Potret Lembah Mandalawangi (id.pinterest.com/Bani Citra)

Berdasarkan pemantauan hingga 1 April 2025 pukul 10.00 WIB, status aktivitas Gunung Gede masih berada di Level I (Normal). Namun, Badan Geologi memberikan rekomendasi kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk tidak mendekati atau bermalam dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon demi menghindari potensi bahaya dari gas vulkanik yang bisa membahayakan jiwa.

Aparat berwenang akan terus memantau perkembangan aktivitas gunung ini. Jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas visual maupun kegempaan, status Gunung Gede akan segera ditinjau kembali.

3. Penutupan pendakian diperpanjang

ilustrasi pendakian gunung bersama teman (unsplash.com/Callum Eddings)

Imbas dari kondisi tersebut, penutupan pendakian Gunung Gede diperpanjang hingga 7 April 2025 yang rencana awalnya ditutup hingga 3 April 2025. Hal itu dikonfirmasi Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Agus Deni.

"Betul rencananya pendakian dibuka kembali. Tapi dengan adanya peningkatan aktivitas gempa vulkanik, kami perpanjang penutupan pendakian dari tanggal 3 hingga 7 April 2025. Informasi penutupan juga didasarkan pada surat edaran Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango nomor SE.18 tahun 2025," kata Agus.

Informasi terkait perpanjangan penutupan pendakian sudah disebar melalui media sosial. Dia mengimbau, bagi para calon pendaki yang sudah mendaftar untuk pendakian pada 3 April 2025 dapat melakukan penjadwalan ulang.

"Kami imbau agar reschedule. Kami juga akan siagakan petugas di setiap jalur pendakian untuk memastikan tidak ada pendaki ilegal. Ini untuk keselamatan bersama," tuturnya.

Editorial Team